PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Drs. H. Ria Norsan, M.M., M.H., yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kalimantan Barat, mengungkapkan bahwa angka stunting di Kalbar tahun 2023 turun dua persen. Kabar baik ini disampaikannya usai menghadiri workshop Percepatan Penurunan Stunting yang diselenggarakan di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Melawi pada Selasa (23/5/2023).
Untuk terus melakukan pencegahan stunting, Wagub pun meminta kepada seluruh stakeholder untuk serius dalam penanganannya.
“Alhamdulillah 1 Tahun kita bergerak, kemarin dari 29,7 persen dan sekarang angka stunting di Kalimantan Barat turun 2 persen menjadi 27,9 persen. Penurunan stunting ini sangat penting karena orang yang terkena stunting ini menjadi beban keluarga dan negara, maka dari itu kita harus kerja bersama-sama antara Pemda, TNI, Polri dan seluruh unsur masyarakat,” ujar Norsan.
Agenda Workshop Percepatan Penurunan Stunting sendiri dibuka oleh Bupati Kabupaten Melawi H. Dadi Sunarya Usfa Yursa, dihadiri Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Melawi, diantaranya Klusen, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, Ir. Pintauli Romangsi Siregar, M.M., Forkopimda Kabupaten Melawi dan Kepala Perangkat Daerah terkait dilingkungan Pemerintah Kabupaten Melawi, Wahana Visi Indonesia dan Camat se- Kabupaten Melawi.
Seusai menghadiri Workshop Percepatan Penurunan Stunting, Wakil Gubernur Kalimantan Barat didampingi Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Melawi yang juga selaku Wakil Bupati Kabupaten Melawi, Klusen, Kepala Desa Kenual dan Bidan Desa, turun langsung untuk mengunjungi rumah dari anak yang berisiko Stunting.
“Kita tadi telah mengadakan workshop Stunting dan langsung berkunjung melihat warga yang dikategorikan stunting di 2 tempat, untuk memastikan betul apa tidak adanya stunting. Untuk yang pertama, kita lihat betul dari ukuran tinggi dan berat badan kurang memenuhi ketentuan, kemudian yang ke 2 ukuran tingginya juga kurang. Jadi anak yang lahir stunting itu ukuran tinggi badannya pada saat lahir tidak sampai 48 cm dan beratnya tidak sampai 2,5 Kg,” jelasnya.
Dirinya juga berpesan kepada ibu yang usai melahirkan, diharapkan untuk anak yang dilahirkan diberikan asupan gizi berupa ASI (Air Susu Ibu). ASI itu lebih baik dari formula apapun karena ASI mengandung zat yang lengkap dan membantu kekebalan tubuh pada anak.
“Kita lihat sampai sekian bulan, kalau pertumbuhannya masih tetap tidak sampai 48 cm, maka itu dikategorikan stunting. Dan kita lihat juga kecerdasan dan kelincahannya, untuk anak yang stunting tinggi dan beratnya kurang kemudian geraknya juga kurang”, terangnya.
Seperti diketahui, saat ini stunting di Kabupaten Melawi mencapai 44,1 persen dan target penurunan stunting yang harus dicapai pada tahun 2023 di angka 26,51 persen, adapun penyebab dari anak terkena stunting di Kabupaten Melawi, yakni pernikahan dini, kemudian tercemarnya Mercuri yang disebabkan PETI (Penambangan Emas tanpa Izin), kekurangan air bersih, sanitasi yang tidak memadai dan masih banyak orang yang membuang air besar di lanting.
“Tapi kita sudah meminta kepada Ketua TIM TPPS Kabupaten Melawi yang diketuai pak Wakil Bupati kita minta untuk fokus mengecek apa penyebab dari pada Locus Stunting tersebut. Kalau kita sudah tau penyebabnya, baru kita sama-sama selesaikan permasalahannya. Jadi ini bukan pesan lagi, nanti di Tahun 2024 harus di angka 21 koma sekian persen turunnya, jadi ini harus dan wajib diturunkan,” tegas Norsan