PONTIANAK INFORMASI, POLITIK – Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menekankan dalam estafet kepemimpinan pada Pemilu 2024 mendatang, penting untuk melanjutkan pembangunan yang telah dirintis oleh pemimpin sebelumnya.
“Kita berada di jalan yang benar, dengan yang sudah dirintis apabila nanti kita teruskan arah pembangunan kita, saya yakin Indonesia bisa makmur dan rakyatnya hidup sejahtera,” kata Prabowo di acara HUT ke-1 Defend ID di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/23).
Menurut Prabowo, strategi yang diambil Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) selama ini sudah berada pada jalan yang benar dan berpihak kepada rakyat.
“Saya bagian dari pemerintah pak Jokowi, saya di dalam, dulu di luar, dulu rival, sekarang anak buah, saya saksi strategi beliau benar, dan keputusan beliau selalu pro Indonesia dan pro rakyat Indonesia. Karena itu saya tidak ragu-ragu untuk mengatakan yang benar dan tidak benar,” katanya.
Sedikit berbeda dengan Prabowo, sebelumnya Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan menilai bahwa estafet kepemimpinan ke depan tidak hanya berbicara tentang melanjutkan yang sebelumnya atau tidak. Lebih dari itu, menurut Anies estafet kepemimpinan merupakan tentang mencapai tujuan bernegara.
“Jadi ini bukan soal meneruskan atau tidak meneruskan yang dikerjakan kemarin. Ini soal mencapai tujuan bernegara. Tujuan kita mencapai itu,” kata Anies dalam acara Konsolidasi Nasional Ketua Fraksi PKS dan Pimpinan DPRD di Jakarta Pusat, Selasa 30 Mei 2023 lalu.
Untuk itu Anies mengatakan bahwa pemimpin saat ini tidak perlu khawatir karena tugasnya akan selesai.
“Bagi yang sekarang sedang bertugas, jangan pernah khawatir. Karena memang tugasnya akan selesai, itu adalah proses 5 tahunan,” kata Anies.
Pidato Anies Baswedan tersebut pun turut mendapatkan ‘jawaban’ dari Jokowi.
Jokowi menjawab pernyataan Anies Baswedan dalam pidato tersebut dengan mengatakan bahwa presiden selanjutnya harus meneruskan program yang sudah dijalankan.
“Harus ada keberlanjutan dan kesinambungan, harus. Kalau sudah kepemimpinan 1, 2, 3 sudah sampai SMA, kepemimpinan SMA itu masuk universitas, jangan balik lagi ke SD lagi,” kata Jokowi seperti dikutip dari tempoco, Kamis, 15 Juni 2023.
Jokowi bahkan menganalogikan bahwa kepemimpinan tak bisa disamakan dengan meteran di pom bensin yang selalu dimulai dari 0.
“Masa kayak meteran pom bensin? Mestinya kalau sudah dari TK, SD, SMP, kempemimpianan berikut masuk SMA universitas, nanti kepemimpinan berikut amsuk S2, S3, tidak maju-mundur, poco-poco,” ujar Jokowi. (ad)