PONTIANAK INFORMASI, NASIONAL – Kontroversi terkait efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca kembali memunculkan sorotan publik. Vaksin tersebut dikatakan membuat penggunanya mengalami Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia (TTS).
TTS sendiri merupakan salah satu kondisi medis yang cukup langka. Kondisi ini terjadi saat seseorang mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah.
Risiko TTS biasanya lebih tinggi pada orang yang berusia kurang dari 60 tahun. Penggumpalan juga disebutkan bisa terjadi pada beberapa bagian tubuh seperti otak, saluran pencernaan, paru-paru, hingga pembuluh darah.
Salah satu kasus pertama yang menarik perhatian adalah kasus Jamie Scott di tahun 2023. Dia mengalami cedera otak permanen karena pembekuan darah dan pendarahan di otak setelah menerima vaksin pada April 2021.
Sebelumnya, AstraZeneca sempat menyangkal adanya tuduhan terkait efek samping ini. Namun, dalam dokumen hukum yang diserahkan ke Pengadilan Tinggi di Inggris pada Februari lalu, pihak perusahaan farmasi tersebut mengakui bahwa vaksinnya dapat menyebabkan Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia (TTS).
“Diaakui bahwa vaksin AZ, dalam kasus yang sangat jarang, dapat menyebabkan TTS. Mekanisme alasannya tidak diketahui. Lebih jauh lagi, TTS juga bisa terjadi tanpa adanya vaksin AZ (atau vaksin apa pun). Penyebab dalam setiap kasus individu akan bergantung pada bukti ahli,” keterangan dari AstraZeneca.
Sementara itu, hingga saat ini belum ada laporan kasus TTS dari Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI).
Menteri Kesehatan RI Budi Sadikin menegaskan bahwa pihak tenaga kesehatan akan segera menanganinya jika ada kasus yang terjadi di Indonesia, sehingga dampaknya tidak parah bagi penerima vaksin.
Meski telah diketahui bahwa vaksin ini dapat menyebabkan Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia (TTS), Budi menyatakan bahwa dampaknya tergolong minimal.
“Itu sudah lama teridentifikasi dan sudah dilakukan riset juga oleh AstraZeneca, ada memang dampak-dampaknya soal vaksin itu, tapi dampaknya itu minimal sekali Itu sudah lama risetnya,” ucap Budi saat diwawancarai, Kamis (2/5/2024). (ap)