PONTIANAK INFORMASI, POLITIK – Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini menanggapi pernyataan Ketua BEM UI Melki Sedek Huang terkait jabatan Presiden Joko Widodo akan berakhir dengan cara yang baik atau berdarah-darah.
Faldo menilai mahasiswa asal Pontianak tersebut tak paham permasalahan.
“Itulah kelebihan demokrasi, orang yang ngomong asal pun bisa dapat panggung, mungkin lebih banyak daripada yang paham,” kata Faldo seperti dikutip dari CNN, Jumat (23/6/23).
Faldo juga mengomentari terkait pernyataan Melki yang menuding pemerintah membayar buzzer untuk menyerang pengkritik.
“Soal buzzer ini tidak ada urusan pemerintah. Belanja influencer itu bukan buat nyerang orang, itu buat sosialisasi program sama kayak beriklan di media,” katanya.
Dirinya pun menantang Melki untuk membuktikan tuduhan pemerintah menyewa buzzer untuk menyerang pengkritik.
“Apa buktinya iklan influencer dan media itu buat membatasi hak bicara? Bisa buktikan?” katanya.
Sebelumnya, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Melki Sedek Huang membuat heboh warganet karena mengeluarkan kalimat yang dinilai bernada ancaman untuk Presiden Joko Widodo.
Dalam potongan video yang beredar di Twitter, Melki mempertanyakan apakah Jokowi akan mengakhiri kekuasaannya dengan baik-baik atau dengan berdarah-darah.
“Presiden Jokowi ini kan sudah akan memasuki tahun ke-9, tahun ke depan ini artinya kan tahun ke-10 dan tahun terakhir. Mari kita lihat, apakah presiden Jokowi mau mengakhiri kekuasaannya dengan baik-baik atau berdarah-darah,” kata Melki.
Berdasarkan penelusuran, potongan video tersebut merupakan bagian dari video podcast Youtube eks ketum KPK Abraham Samad yang berjudul ‘Ketua BEM UI: Presiden Jokowi, Jangan Bunuh Demokrasi & Antikorupsi | Abraham Samad SPEAK UP’.
Dalam video podcast tersebut, mahasiswa asal Pontianak, Kalimantan Barat tersebut secara umum membahas tentang keadaan Indonesia saat ini.
Melki juga menyinggung terkait adanya gerakan dari seluruh elemen yang telah bersatu sebagai wujud dari gelombang perlawanan yang sangat besar.
Melki menilai Jokowi merupakan penebar ketakutan anak muda untuk bersuara.
“Jokowi menebar ketakutan pada anak muda untuk bersuara,” katanya. (ad)