PONTIANAK INFORMASI, POLITIK – Komisi Pemilihan Umum (KPU) siap menggelar debat ketiga peserta Pemilihan Presiden 2024 (Pilpres 2024) di Istora Senayan, Jakarta Pusat, pada Minggu (7/1) mulai pukul 19.00 WIB. Debat ini akan disiarkan melalui sejumlah stasiun televisi jaringan MNC Group dan Garuda TV.
Dalam debat tersebut, para calon presiden, yaitu Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, akan beradu gagasan mengenai tema yang diangkat, yakni pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik. Total durasi keseluruhan debat mencapai 150 menit, termasuk waktu iklan. Sementara durasi khusus debat adalah 120 menit yang terbagi dalam enam segmen.
Moderator debat ketiga Pilpres 2024 akan dipegang oleh Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki, keduanya merupakan jurnalis dari MNC Group. KPU memberikan waktu khusus bagi moderator untuk menanyakan kepanjangan dari singkatan atau akronim kepada calon presiden yang mengajukan pertanyaan dalam debat, hal ini bertujuan agar substansi debat lebih jelas dan terfokus.
Sebanyak 11 panelis telah ditetapkan oleh KPU untuk menyusun pertanyaan yang akan diajukan kepada tiga calon presiden. Para panelis tersebut antara lain Hikmahanto Juwana (Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia), Angel Damayanti (Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Fisipol Universitas Kristen Indonesia), Curie Maharani Savitri (Dosen Hubungan Internasional, ahli kajian industri pertahanan), dan Evi Fitriani (Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia).
Panelis lainnya melibatkan I Made Andi Arsana (Ahli Aspek Geospasial Hukum Laut Universitas Gadjah Mada), Ian Montratama (Dosen Program Studi Hubungan Internasional Ahli Keamanan dan Pertahanan Universitas Pertamina), Irene Hiraswari Gayatri (Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional), serta Kusnanto Anggoro (Pakar Keamanan Universitas Pertahanan).
Turut serta dalam panelis adalah Laksamana TNI (Purn) Marsetio (KSAL 2012-2014 dan Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pertahanan), R Widya Setiabudi Sumadinata (Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjajaran), dan Philips J Vermonte (Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia dan Senior Fellow CSIS). (ad)