PONTIANAK INFORMASI, POLITIK – Calon Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto berbagi pengalaman Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di hadapan relawan Erick Thohir alumni Amerika Serikat (ETAS), di mana dia menekankan bahwa kekerasan bukanlah jalan yang benar untuk mencapai kekuasaan.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo mengungkapkan bahwa setelah kalah dalam Pilpres 2019, pengikutnya menjadi tegang dan ada yang marah. Namun, Prabowo menolak dukungan fanatik yang mengarah pada kekerasan.
“Waktu saya kalah (di Pilpres 2019), pengikut saya waktu itu sangat tegang. Banyak yang marah, ribuan sampai di Jalan Thamrin. Saya datang ke situ, banyak korban ketegangan. Ada anak muda, dia kena gas (air mata), dia lihat saya, teriak, Pak Prabowo kami siap mati untuk Bapak. Saya shock. Saya bilang berhenti. Saya tidak mau kau mati untuk saya,” kata Prabowo di hadapan relawan ETAS di Jakarta, Senin malam (22/1).
Prabowo kemudian menjelaskan bahwa keputusannya untuk memilih rekonsiliasi sebagai jalan terbaik setelah kekalahan.
“Daripada saya jadi presiden melalui jalan kekerasan, lebih baik saya tidak jadi presiden,” ujarnya sperit dikutip dari Antara.
Dalam pidato politiknya, Prabowo menyoroti ancaman terpecah belahnya bangsa dan menekankan peran pemimpin dalam menjaga keutuhan NKRI. Dia menilai bahwa seringkali perang saudara dan konflik muncul akibat ego para pemimpin.
“Rakyat kita sangat terpengaruh oleh pemimpin-pemimpinnya,” ujar Prabowo.
Menyikapi hal tersebut, Prabowo menyatakan tekadnya untuk menjaga kerukunan dan keutuhan bangsa dalam Pilpres 2024. Dia meyakini bahwa politik tanpa musuh dan tanpa kekerasan adalah jalan terbaik.
“Kalau mengerti filosofi nenek moyang kita, ada dari Jawa orang-orang saya ngajarin menang tanpo ngasorake, menang tanpa menyakiti. Nah itu dijalankan oleh Presiden Jokowi,” katanya.
Prabowo memberikan apresiasi terhadap Presiden Jokowi yang dianggapnya sebagai negarawan yang memberikan contoh kepemimpinan yang baik. Dia meyakini bahwa persaingan dalam Pilpres 2024 tidak boleh berubah menjadi permusuhan.
“If we want to succeed our democracy, persaingan jangan jadi permusuhan,” tegas Prabowo.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo juga bertemu dengan relawan ETAS yang mendukungnya dalam Pilpres 2024. Meskipun jumlah relawan ETAS terbilang sedikit, yaitu sekitar seratusan orang, mereka dianggap memiliki dampak besar karena sebagian besar adalah pengusaha dan taipan yang menyumbang signifikan pada perekonomian Indonesia.
Garibaldi Thohir, yang menggagas pertemuan tersebut, menjelaskan bahwa meskipun jumlah mereka sedikit, mereka memiliki dampak besar terutama dalam sektor ekonomi. Relawan ETAS yang hadir dalam pertemuan itu secara terbuka menyatakan dukungannya untuk pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024. (ad)