Penemuan pertama dilaporkan sekitar pukul 13.35 WIB oleh Andrian Kurniawan, warga yang sedang berada di sekitar Kafe Rosela. Ia melihat tubuh manusia hanyut di sungai dan segera menyebarkan informasi melalui grup WhatsApp. Saksi lain, Betty Harizona, memastikan keberadaan jenazah yang tersangkut di lanting milik warga.

Menanggapi laporan tersebut, personel Polres Sanggau dan Polsek Kapuas bersama tim BPBD dan pemadam kebakaran langsung menuju lokasi. Sekitar pukul 14.20 WIB, jenazah berhasil dievakuasi menggunakan ambulans milik Damkar Sanggau dan dibawa ke RSUD M.Th Djaman untuk proses identifikasi dan otopsi.

Kapolsek Kapuas, Iptu Marianus, menyatakan bahwa identitas korban belum diketahui. “Kondisi jenazah sudah membengkak, sehingga menyulitkan proses identifikasi. Kami masih menunggu hasil dari Tim Inafis Polres Sanggau,” ujarnya.

Pihak kepolisian telah melakukan olah TKP, memeriksa saksi, dan berkoordinasi dengan pihak kelurahan serta perangkat desa terkait kemungkinan adanya warga yang hilang. Penyelidikan juga mencakup kemungkinan unsur tindak pidana.

“Kami imbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera melapor ke polsek Kapuas atau polres Sanggau” tambah Iptu Marianus.

Hingga kini, proses identifikasi masih berlangsung. Polisi terus berupaya mengungkap identitas serta penyebab kematian korban dengan melibatkan berbagai pihak terkait.

The post Mayat Pria Ditemukan Mengambang di Sungai Kapuas, Polisi Selidiki Penyebab Kematian appeared first on Pontianak Informasi.

Komitmen ini ditunjukkan dengan pelaksanaan Pelatihan Konvensi Hak Anak yang digelar di lantai dua Hotel Harvey, Kota Sanggau, Rabu (9/7/2025).

“Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan Puskesmas Tayan Hulu, Balai Sebut, dan Sekayam. Kemudian ada juga perwakilan dari guru-guru PAUD, SD, SMP hingga SMA, dan beberapa petugas pelayanan yang berkaitan dengan anak, OPD terkait, termasuk dari Forum Anak juga ikut serta. Narasumber dari fasilitator KLA Provinsi Kalbar dan Nasional, Nanan Abdul Chanan,” jelas Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinsos P3AKB Sanggau, Titin Sumarni, dikutip dari Kabar Sanggau.

Pelatihan ini menjadi salah satu bentuk nyata dari upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya mereka yang bekerja langsung dengan anak-anak.

Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kabupaten Sanggau, Aswin Khatib, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam menjamin terpenuhinya hak-hak anak.

“Anak-anak adalah generasi bangsa sekaligus aset paling berharga bagi masa depan Kabupaten Sanggau,” ujarnya, dikutip dari Kabar Sanggau.

Ia menambahkan, “Oleh karena itu, pemenuhan perlindungan dan penghormatan terhadap hak-hak anak menjadi tanggung jawab kita bersama, baik itu pemerintah, masyarakat, swasta maupun keluarga.”

“Pelatihan konvensi hak anak hari ini merupakan langkah nyata dari Pemkab Sanggau dalam meningkatkan kapasitas SDM… agar semakin memahami dan mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip konvensi hak anak,” pungkasnya.

The post Dinsos P3AKB Sanggau Gelar Pelatihan Konvensi Hak Anak appeared first on Pontianak Informasi.

Kegiatan keagamaan ini diikuti ratusan jamaah dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sanggau. Acara tersebut menghadirkan penceramah nasional Ustadz Riza Muhammad yang menyampaikan tausiyah penuh semangat dan menggugah hati, mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum 1 Muharram sebagai ajakan hijrah menuju kehidupan yang lebih islami dan bermakna.

Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Sanggau, Drs. Aswin Khatib, M.Si, turut hadir dan menyampaikan harapannya kepada seluruh peserta. “Melalui kegiatan ini, kita diajak untuk memperdalam pemahaman ajaran Islam, mempertebal iman dan takwa, serta mempererat tali ukhuwah Islamiyah, tahun baru hijriah adalah waktu yang tepat untuk merenungi perjalanan hidup kita” ujarnya.

Selain tausiyah, kegiatan juga diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, lantunan shalawat, serta doa bersama. Masyarakat yang hadir tampak antusias mengikuti rangkaian acara dengan penuh kekhusyukan.

Tabligh Akbar ini menjadi momen penting dalam membangkitkan semangat keagamaan serta mempererat hubungan antar-majelis taklim di Kabupaten Sanggau. Diharapkan, peringatan Tahun Baru Islam tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga mampu membawa perubahan positif dalam kehidupan pribadi dan sosial masyarakat.

The post BKMT Sanggau Gelar Tabligh Akbar Sambut 1 Muharram 1447 H di Kecamatan Kembayan appeared first on Pontianak Informasi.

“Meskipun datanya kecil, tapi dari data ini mudah-mudahan tidak lagi bertambah bisa kita tangani secara serius sehingga tidak lagi membesar datanya,” kata dia di Aula Babai Cinga, lantai dua Kantor Bupati Sanggau.

Namun, angka yang ‘kecil’ ini tetap mencemaskan. Terlebih ketika diketahui bahwa kemajuan ekonomi justru membuka celah baru bagi peredaran narkotika.

“Para pelaku ini melihat pangsa pasar narkoba dimana daerah yang ekonominya membaik maka berpotensi menjadi sasaran para pelaku,” ujarnya.

Survei yang disampaikan menunjukkan ganja menempati posisi tertinggi sebagai jenis narkoba paling banyak dikonsumsi, yakni 44,1 persen, disusul ekstasi sebesar 22,3 persen. Sisanya terdiri dari berbagai jenis narkotika lain.

“Dan ternyata 84,5 persen diperoleh dari tempat bekerja, sisanya dari teman yang suka bersenang-senang dan dari pacar,” bebernya.

Sanggau kini masuk peringkat ketiga peredaran narkoba se-Kalimantan Barat, dengan enam kawasan rawan: tiga berstatus bahaya, dan tiga lainnya berstatus waspada.

“Kabupaten Sanggau menduduki peringkat ketiga dalam peredaran narkoba se Kalimantan Barat dengan 6 daerah rawan narkoba rinciannya 3 kawasan status bahaya dan 3 kawasan status waspada,” pungkasnya.

Di tengah perbatasan yang selalu sibuk dan geliat ekonomi yang terus bergerak, nyatanya ada pekerjaan rumah besar: menjaga manusia-manusia di dalamnya tetap utuh, tak tergerus pelan-pelan oleh barang haram yang terus mencari celah.

The post Kabupaten Sanggau Masuk Zona Bahaya Narkoba: 6 Ribu Lebih Warga Sudah Terpapar appeared first on Pontianak Informasi.

Dalam surat itu ditegaskan bahwa segala bentuk aktivitas PETI, baik oleh individu maupun kelompok, dilarang. Larangan juga mencakup pemanfaatan bahan tambang emas tanpa izin, serta penjualan dan pengangkutan hasil tambang ilegal.

Pemerintah daerah mengimbau masyarakat agar tidak terlibat dalam kegiatan tersebut dan turut mendukung penegakan hukum dengan melaporkan aktivitas PETI kepada pihak berwenang.

Namun, hampir dua pekan setelah edaran dikeluarkan, keluhan warga terus berdatangan. Salah satu keluhan terbaru disampaikan melalui pesan langsung (DM) ke akun Instagram Sanggau Informasi pada 2 Juli 2025. Dalam pesan tersebut, seorang warga mengaku resah dengan aktivitas PETI yang berlangsung di malam hari di Desa Nanga Biang.

“Minta tolong min ini pekerja PETI di Nanga Biang makin ngelunjak ni, malam-malam kerja ganggu mau istirahat, ni gimana,” tulis warga tersebut. Ia juga mengirimkan sebuah video pendek sebagai bukti. Meski visual dalam video tidak jelas karena kondisi malam hari, suara bising dari aktivitas tambang terdengar cukup kuat.

Warga berharap aparat segera turun ke lapangan dan mengambil tindakan nyata. Mereka khawatir, tanpa pengawasan langsung, surat edaran Bupati hanya akan menjadi simbol semata.

Sementara itu, Wakil Bupati Sanggau Susana Herpena menyampaikan bahwa Pemkab saat ini tengah merancang skema legalisasi tambang rakyat melalui mekanisme Izin Pertambangan Rakyat (IPR) dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).

The post Aktivitas PETI di Nanga Biang Dikeluhkan Warga, Pemkab Sanggau Upayakan Legalisasi Tambang Rakyat appeared first on Pontianak Informasi.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, posko TRC langsung berkoordinasi dengan jajaran Polsek dan Polres Sanggau. Anggota segera dikerahkan untuk melakukan pengamanan awal di lokasi kejadian.

Penanganan dan penyelidikan intensif dilakukan oleh tim Reserse Kriminal (Reskrim) dan tim INAFIS Polres Sanggau guna mengungkap identitas korban serta penyebab kematiannya.

Beberapa jam setelah setelah ditemukan, polisi memastikan bahwa mayat yang ditemukan merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan diketahui berasal dari Sintang dari sidik jari dan setelah koordinasi dengan Dinas Sosial Sintang.

Setelah evakuasi, tidak ditemukan tanda tanda kekerasan dari tubuh mayat. Hal ini diungkapkan oleh Kapolres Sanggau, AKBP Sudarsono melalui Kasat Reskrim Polres Sanggau AKP Fariz Kautsat Rahmadani.

“Saat ini, mayat tersebut telah dievakuasi ke RSUD Sanggau untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab kematian. Pihak kepolisian masih menunggu hasil visum untuk menentukan penyebab pasti kematian” pungkasnya.

Untuk penyelidikan lebih lanjut, Polres Sanggau akan segera membuka CCTV yang ada di Taman Sabang Merah untuk mengetahui kronologi yang terjadi pada hari itu.

The post Penemuan Mayat Tergeletak di Taman Sabang Merah, Sanggau appeared first on Pontianak Informasi.

Sungkui biasanya disajikan dalam acara penting seperti Idul Fitri, pernikahan, syukuran, atau khitanan. Nasi putih pulen menjadi elemen utamanya, dipadukan dengan lauk-pauk seperti ayam masak kuning, telur rebus, serundeng, dan sambal. Semua dibungkus rapi, menghadirkan rasa yang sederhana namun hangat di hati.

Yang menjadikan sungkui istimewa bukan hanya rasanya, tapi proses pembuatannya yang mengandalkan gotong royong. Membungkus sungkui bersama-sama menjadi momen menjalin kebersamaan, baik dalam keluarga maupun lingkungan. Tradisi ini memperkuat nilai kekeluargaan dan rasa syukur.

Penyajiannya pun unik. Sungkui disajikan secara komunal, dinikmati bersama di atas daun pisang atau piring besar. Hal ini mencerminkan filosofi bahwa makan bukan hanya aktivitas fisik, tapi juga sosial dan emosional.

Dalam era modern, sungkui tetap lestari sebagai identitas budaya Sanggau. Ia bukan hanya kuliner, tapi bagian dari cerita, sejarah, dan nilai kehidupan. Menikmati sungkui berarti mencicipi rasa sekaligus makna dari sebuah tradisi yang hangat dan mengakar.

Jika suatu hari kamu berkunjung ke Sanggau, jangan lewatkan untuk mencicipi sungkui. Sepiring kelezatan yang menyimpan sejuta cerita.

The post Sungkui: Kuliner Khas Sanggau yang Sarat Tradisi appeared first on Pontianak Informasi.

Kasus ini terungkap setelah adanya laporan dari masyarakat yang mencurigai aktivitas A. Warga setempat melihat A kerap menjual barang-barang elektronik dan peralatan rumah tangga dengan harga yang tidak wajar. Kecurigaan tersebut disampaikan kepada pihak kepolisian pada Sabtu malam, 7 Juni 2025, sekitar pukul 22.00 WIB.

Berdasarkan laporan tersebut, polisi menindaklanjuti informasi dengan melakukan penyelidikan. Dalam prosesnya, diketahui bahwa A telah menjual sebuah mesin pemanas ayam kepada seseorang berinisial IR. Barang tersebut ternyata milik seorang warga bernama Rudi, yang merupakan korban pencurian. Mesin pemanas ayam itu sebelumnya dilaporkan hilang.

Setelah dikonfirmasi bahwa barang tersebut adalah hasil curian, dan bahwa A tidak lagi memiliki bukti kepemilikan yang sah, pihak Polsek Beduai pun mengamankan pelaku. Karena lokasi kejadian utama berada di wilayah hukum Polsek Kembayan, pelaku kemudian diserahkan ke Polsek Kembayan untuk mendapatkan proses hukum lebih lanjut.

Penyerahan tersebut dilakukan sebagai bagian dari koordinasi antarpolsek dalam menangani tindak pidana lintas wilayah. Hingga saat ini, kasus ini masih dalam proses penyidikan oleh Polsek Kembayan.

The post Polsek Beduai Ungkap Kasus Penadahan, Pelaku Diserahkan ke Polsek Kembayan appeared first on Pontianak Informasi.

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa sejumlah pangkalan dan pengecer mengalami kekosongan stok gas LPG 3 kg selama beberapa hari terakhir. Jika pun tersedia, harganya melonjak jauh dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Seorang warga Dusun Entikong, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa harga gas melon kini mencapai Rp35.000 hingga Rp40.000 per tabung, jauh di atas HET yang berlaku.

Kelangkaan ini dikhawatirkan akan semakin parah seiring meningkatnya kebutuhan rumah tangga dan konsumsi pangan masyarakat menjelang perayaan Idul Adha, yang biasanya identik dengan kegiatan memasak dalam jumlah besar.

Sejumlah pihak menilai distribusi gas LPG ke daerah perbatasan seperti Entikong masih jauh dari ideal. Jalur distribusi yang panjang, minimnya armada, serta lemahnya pengawasan terhadap jalur distribusi menjadi penyebab utama kelangkaan ini.

Pihak pemerintah daerah belum memberikan keterangan resmi yang memadai terkait kondisi tersebut. Beberapa warga berharap pemerintah pusat dan Pertamina segera turun tangan untuk mengatasi persoalan ini sebelum hari raya tiba. “Kami minta perhatian serius dari pemerintah. Jangan sampai kami merayakan Idul Adha tanpa bisa memasak untuk keluarga,” kata Tedi, warga setempat.

Seruan untuk penanganan cepat dan tepat atas kelangkaan gas LPG 3 kg ini menjadi cermin nyata masih adanya ketimpangan dalam distribusi bahan pokok bersubsidi di wilayah perbatasan. Pemerintah dituntut untuk segera melakukan intervensi melalui pengawasan distribusi, penambahan pasokan, serta pemberantasan praktik penimbunan yang merugikan masyarakat kecil.

Masyarakat berharap agar momentum hari besar keagamaan seperti Idul Adha menjadi perhatian khusus dalam perencanaan distribusi energi, khususnya di wilayah terpencil dan perbatasan yang rentan terhadap krisis pasokan.

The post Kelangkaan Gas LPG 3 Kg di Entikong Jelang Idul Adha 1446 H: Warga Resah, Pemerintah Diminta Bertindak Cepat appeared first on Pontianak Informasi.

Pemberangkatan jamaah haji ini menjadi salah satu agenda penting dalam kalender keagamaan di daerah. Demi memastikan seluruh proses berjalan aman dan tertib, pengamanan diperketat dan dilakukan secara terpadu oleh berbagai pihak, termasuk kepolisian, dinas perhubungan, dan dinas kesehatan.

Polres Sanggau menerjunkan personel dari Satuan Lalu Lintas dan Satuan Samapta untuk memulai perjalanan jamaah dari titik keberangkatan menuju Bandara Supadio, Pontianak. Pengawalan ini dilakukan agar proses transportasi berjalan lancar tanpa hambatan.

Rombongan diberangkatkan menggunakan tiga unit bus pariwisata yang turut dikawal oleh petugas Dinas Perhubungan. Sementara itu, Dinas Kesehatan juga menyiagakan satu unit ambulans untuk mengantisipasi hal-hal darurat selama perjalanan.

Kasat Binmas Polres Sanggau, AKP Heri Triyana, SH, menegaskan bahwa keterlibatan Polres dalam pengamanan ini merupakan bentuk komitmen pelayanan kepada masyarakat. “Kami ingin memastikan seluruh jamaah dapat berangkat dengan tenang dan selamat sampai tujuan,” ujarnya.

Pelepasan ini tidak hanya menjadi momen sakral bagi para calon haji, namun juga merupakan simbol sinergi antarinstansi dalam mendukung terlaksananya ibadah umat Islam di Kabupaten Sanggau .

The post Sinergi Forkopimda dan Instansi Terkait Warnai Pelepasan Jamaah Haji Sanggau 2025 appeared first on Pontianak Informasi.