PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Komisi II DPRD Kalimantan Barat meninjau perbatasan Kalbar di Entikong, pada Rabu (28/6/2023). Seusai mengunjungi PLBN Entikong, Dewan pun berharap adanya update peralatan-peralatan yang sebelumnya kurang memadai.
Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi II DPRD Kalbar, Hendri Makaluas. Dia juga meminta agar wilayah perbatasan Entikong, Sanggau dapat menjadi gerbang terakhir untuk seleksi arus barang dan manusia yang masuk dan keluar.
“Harus steril dengan update peralatan terbaru. Gerbang pintu keluar masuk Entikong, Perbatasan harus mengikuti aturan yang ada,” kata Hendri Makaluas disela-sela kunjungannya, seperti dikutip PI dari PROKAL.co.
Menurutnya, kunjungan Komisi II DPRD ke perbatasan merupakan bagian dari pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga.
Selama berada di perbatasan Entikong, Kabupaten Sanggau, banyak hal yang diperoleh dan dipelajari. Misalnya, masalah arus barang, orang, dan keamanan Bea Cukai.
“Penjelasan sejuah ini baik, tetapi yang pernah ditinjau pak Gubenur Kalbar beberapa waktu lalu berupa alat pendeteksi barang dan orang yang tidak memadai,” ucapnya.
Hendri pun menegaskan agar peralatan tersebut segera diupdate guna memperketat pengamanan barang ilegal masuk, salah satunya narkoba.
“Kami minta peralatan tersebut diupdate, agar arus pengamanan barang termasuk narkoba tidak mudah masuk Kalbar,” tandasnya.
Pemerintah Pusat sendiri telah melakukan renovasi PLBN Entikong. PLBN yang terletak di Jalan Lintas Malindo, Kabupaten Sanggau ini mulai beroperasi pada 1 Oktober 1989 silam.
PLBN tersebut merupakan sebagai pos lintas batas pertama di Indonesia. Awalnya, PLBN Entikong berada di bawah pengelolaan Kabupaten Sanggau, kemudian beralih ke Provinsi Kalimantan Barat, dan saat ini dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri.
Renovasi PLBN Entikong selesai sekitar tahun 2015-2016. Setelah direnovasi, pintu perbatasan Indonesia ini menjadi sebuah kebanggaan baru. Pintu perbatasan tersebut terlihat sangat megah dan jauh lebih indah dibandingkan dengan pintu perbatasan di Tebedu, Sarawak, Malaysia. (yd)