Internasional – Ratusan model telanjang yang tubuhnya dicat putih terlihat melintasi hamparan padang pasir di Israel di dekat Laut Mati, kegiatan ini dilakukan dalam satu agenda proyek untuk menggenjot kembali pariwisata.
Spencer Tunick seniman asal Amerika Serikat, yang ikut dalam proyek tersebut ikut mengarahkan para modelnya berpose di atas bukit cokelat berbatu yang menghadap ke danau kebiruan.
Dilansir sari CNN, Sekitar 200 orang mengikuti arahannya, baik perempuan maupun laki-laki. Mereka berdiri tegak dan bungkuk. Ada yang kurus dan ada pula yang gemuk.
Berbalut pakaian hitam, Tunick berdiri di atap kendaraan dan memberi instruksi menggunakan megafon.
“Semua orang samakan kakinya bersama. Tangan ke bawah,” kata Tunickpada Minggu (17/10/2021).
Sebelumnya, Tunick telah melakukan pemotretan puluhan model telanjang skala besar di seluruh dunia.
“Bagi saya, tubuh merepresentasikan keindahan dan kehidupan dan cinta,” ucapnya.
Pemilihan warna putih untuk menutup tubuh model terinspirasi dari kisah Alkitab mengenai istri Lot, yang disebut berubah menjadi tiang garam.
Salah satu model yang ada dalam proyek itu, Anna Kleiman (26), mengaku ingin bergabung karena mau memunculkan kesadaran publik akan krisis lingkungan.
“Rasanya sangat natural begitu Anda melepas pakaian Anda. Anda mungkin tidak ingin memakainya kembali,” katanya.
Ahli teknis dalam proyek ini, Gil Shavit, menilai Tunick sudah sangat hati-hati mengambil gambar para model dari bahu ke atas untuk menghindari area personal yang dicat.
“Kami beruntung hari ini ada awan, jadi tidak terlalu panas,” kata Shavit.
Shavit pernah terlibat dalam proyek Laut Mati karya Tunick pada 2011. Ia menyampaikan rasa terima kasih lantaran kembali ke lokasi itu.
“Menarik untuk dilihat. Spencer (Tunick) tidak bisa melakukan pekerjaannya tanpa kami,” ucapnya.
Fotografer berusia 54 tahun itu mengunjungi Israel sebagai tamu Kementerian Pariwisata guna menggambarkan Laut Mati yang menyusut melalui subjek telanjang. Proyek ini disebut merupakan yang ketiga kali dia menggambarkan lokasi itu.
Menurut Direktur Pemasaran untuk Kementerian Amerika, Menteri Pariwisata Israel membiayai ongkos transportasi dan akomodasi Tunick.
Sementara itu, Wali Kota Arad, Nisan Ben Hamo, membantu dengan mengerahkan staf dan mengeluarkan biaya lain.
Proyek itu di mata Ben Hamo seperti menegaskan Arad, “sebagai kota liberal.”
Meski demikian, ia berharap pemotretan itu mendatangkan lebih banyak wisatawan dan membantu pemasukan guna membangun museum baru soal Laut Mati.
Tunick sendiri telah memotret lebih dari seribu model telanjang selama satu dekade lalu di lokasi Laut Mati. Laut itu surut sekitar satu meter dalam setahun.
Israel dan Yordania telah mengalirkan air untuk pertanian dan air minum. Namun, ekstraksi mineral dan penguapan terjadi lebih cepat lantaran efek perubahan iklim.
Area air saat pemotretan pertama Tuncik kini telah berbeda. Air itu telah berkurang, hanya menyisakan pasir berkerak dan lubang pembuangan yang menganga.
Namun, beberapa pemimpin Israel yang berhaluan konservatif menentang proyek itu dan menuntut Kementerian Pariwisata menarik sponsornya dari sesuatu yang disebut “peristiwa kekejaman massal.”