PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Video call sex (VCS) Ketua Bawaslu Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat berinisial MR beredar luas di masyarakat dan viral di media sosial.
Dalam rekaman video tersebut, MR tampak tengah melakukan panggilan video dengan seseorang wanita. Dalam rekaman tersebut keduanya sama-sama tidak mengenakan sehelai pakaian dan masturbasi.
Akibat kejadian ini, Bawaslu RI menyimpulkan jika MR telah melakukan pelanggaran kinerja berat. MR sendiri kini telah mengundurkan diri dari posisi jabatannya sebagai ketua.
Komisioner Bawaslu Provinsi Kalbar, Faisal Riza mengatakan pihaknya telah menerima laporan dan menindaklanjutinya dengan menggelar pleno terhadap permasalahan tersebut.
“Sesuai Peraturan Bawaslu nomor 15 tahun 2020, kita harus klarifikasi terlebih dulu. Hasilnya disampaikan ke Bawaslu RI. Kita pleno dan disimpulkan terjadi pelanggaran kinerja berat terhadap bersangkutan,” kata Faisal Riza, di Pontianak, Kamis (6/6/2024).
Faisal Riza mengatakan, sebelum diputuskan terjadi pelanggaran kinerja berat tersebut, MR telah terlebih dahulu mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Bawaslu Kabupaten Sintang.
“Surat pengunduran diri sudah kita terima. Secara kewenangan Bawaslu Provinsi Kalbar tidak bisa memecat. Yang bisa memecat adalah DKPP yang meminta kepada Bawaslu RI,” paparnya.
Faisal Riza menerangkan, atas kesimpulan pelanggaran kinerja berat itu, pihak Bawaslu Provinsi Kalbar memberikan sanksi yakni tidak boleh melakukan pekerjaan sesuai dengan divisi terkait.
“Karena dia sudah mengundurkan diri dari posisi ketua, kita tidak bisa memberi sanksi untuk memecat sebagai ketua. Jadi diberi sanksi tak boleh bekerja sesuai dengan divisi terkait,” jelasnya.
Selain itu, Bawaslu juga memberikan skorsing terhadap MR selama satu bulan. Hal ini mengacu pada niatan baik MR yang akan memperbaiki diri.
“Itulah yang paling maksimum bisa kita lakukan terhadap MR,” katanya.
Faisal menambahkan, dari informasi yang diterima, dugaan perbuatan tidak terpuji mantan Ketua Bawaslu Kabupaten Sintang tersebut sudah dilaporkan ke DKPP.
“Apakah kemudian diberhentikan sebagai anggota atau komisioner Bawaslu, hal tersebut tentu menunggu keputusan DKPP,” jelasnya.
Atas kejadian tersebut, Faisal mengimbau seluruh jajaran Bawaslu khususnya di Kalbar agar berhati-hati dalam bertindak mengingat saat ini masih dalam momentum Pemilu.
Dikhawatirkan, hal seperti ini sengaja dimanfaatkan sebagai kepentingan politik tertentu. Faisal juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kalbar khususnya Kabupaten Sintang.
“Kami prihatin. Ini jadi pelajaran. Dan saya mewakili Bawaslu Kalbar meminta maaf kepada masyarakat. Saya berharap kejadian tidak terulang,” tandasnya.