Potret Pesawat Russia Hancur (Press service of the Ukrainian Armed Forces General Staff/Handout via REUTERS)
PONTIANAK INFORMASI, Internasional – Ukraina melancarkan serangan udara terbesar sejak invasi Rusia dimulai pada 2022, dengan menghantam empat pangkalan udara militer Rusia menggunakan 117 drone peledak. Operasi rahasia yang diberi nama sandi “Jaring Laba-Laba” ini berhasil menghancurkan sedikitnya 41 pesawat tempur Rusia, termasuk pesawat pembom strategis yang mampu membawa rudal jelajah dan hulu ledak nuklir.
Serangan yang terjadi pada 1 Juni 2025 tersebut merupakan hasil persiapan selama satu setengah tahun. Drone-drone kecil tipe FPV (First Person View) diselundupkan ke wilayah Rusia dengan cara unik: drone disembunyikan dalam bilik kayu yang diangkut menggunakan truk. Setibanya di dekat pangkalan udara, atap bilik dibuka secara otomatis dan drone diluncurkan langsung ke target yang telah ditentukan.
Menurut Dinas Keamanan Ukraina (SBU), serangan ini melumpuhkan sekitar 34 persen armada pengebom strategis Rusia, termasuk pesawat-pesawat pembawa rudal jelajah yang menjadi andalan kekuatan udara Moskow. Total kerugian yang diderita Rusia dari serangan ini diperkirakan mencapai miliaran dolar AS.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut operasi ini sebagai hasil kerja mandiri Ukraina dan menegaskan bahwa setiap drone dikendalikan oleh pilot khusus dari jarak jauh. Keberhasilan ini dinilai sebagai pukulan telak bagi kekuatan udara Rusia dan menandai babak baru dalam perang teknologi antara kedua negara.
Serangan besar-besaran ini juga terjadi di tengah upaya diplomasi gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia yang dimediasi di Istanbul, Turki. Namun, bagi Ukraina, keberhasilan Operasi Jaring Laba-Laba menjadi bukti kemampuan mereka untuk menembus pertahanan Rusia jauh di dalam wilayah musuh dengan teknologi drone yang semakin canggih.
