Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
PONTIANAK INFORMASI, Internasional – Kamboja secara mengejutkan mengumumkan penarikan diri dari SEA Games 2025 yang seharusnya menjadi tuan rumah utama. Keputusan ini disampaikan oleh Komite Olimpiade Kamboja pada hari Selasa (9/12), yang menyatakan bahwa mereka menarik semua atlet dan ofisial dari ajang olahraga terbesar di kawasan Asia Tenggara tersebut. Keputusan ini memicu kekhawatiran di kalangan Federasi Olahraga Asia Tenggara (SEAGF) dan menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan SEA Games 2025.
Dalam pernyataan resminya, Komite Olimpiade Kamboja menyatakan, “Setelah pertimbangan matang, kami memutuskan untuk menarik diri dari penyelenggaraan SEA Games 2025 dan menarik semua atlet kami dari kompetisi.” dilansir dari media nasional Kamboja, Khmer Times, yang menyoroti ketidakpastian politik dan masalah pendanaan sebagai faktor utama di balik keputusan tersebut. Selain itu, sumber internal menyebutkan bahwa infrastruktur olahraga dan fasilitas pendukung belum siap untuk menggelar event berskala internasional.
Penarikan diri Kamboja membuat Federasi Olahraga Asia Tenggara (SEAGF) harus segera mengambil langkah strategis. “Kami sangat menyesalkan keputusan ini, tetapi kami tetap berkomitmen untuk menjaga tradisi SEA Games dan mencari solusi terbaik bagi seluruh negara peserta,” ujar Sekretaris Jenderal SEAGF, seperti dikutip dari The ASEAN Post. SEAGF kini tengah membahas opsi-opsi alternatif, termasuk kemungkinan perubahan lokasi penyelenggaraan atau penundaan event.
Reaksi dari negara-negara peserta pun bervariasi. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan kontingen terbesar, menyatakan siap mendukung upaya SEAGF dalam menemukan solusi terbaik. “Kami menghormati keputusan Kamboja, namun kami juga menegaskan pentingnya keberlangsungan SEA Games bagi persatuan dan semangat sportivitas Asia Tenggara,” ujar Ketua Kontingen Indonesia.
SEA Games 2025 awalnya diharapkan menjadi ajang pemersatu bangsa di tengah tantangan global. Namun, dengan mundurnya Kamboja, momentum tersebut terganggu. Banyak pihak berharap SEAGF dapat segera menetapkan langkah konkret agar event tetap berlangsung tanpa mengorbankan kualitas dan nilai-nilai olahraga. “SEA Games bukan hanya tentang medali, tapi juga tentang persahabatan dan kerja sama antarnegara,” tambah seorang pengamat olahraga dari Thailand.
Keputusan Kamboja juga berdampak pada para atlet yang sudah mempersiapkan diri sejak lama. Banyak di antara mereka yang merasa kecewa dan kehilangan motivasi, karena SEA Games merupakan ajang penting untuk mengukur prestasi di level regional. “Ini bukan hanya kehilangan kesempatan bertanding, tapi juga kehilangan semangat dan dukungan dari masyarakat,” ujar salah satu atlet Kamboja.
