(Foto : Jason Redmond/AFP via Getty Images)
PONTIANAK INFORMASI, Internasional – Microsoft, perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, dilaporkan meminta bantuan FBI untuk memantau dan menghentikan demonstrasi yang dilakukan oleh para karyawannya. Demonstrasi ini menuntut agar Microsoft memutuskan hubungan bisnisnya dengan Israel. Permintaan bantuan ini terungkap dari dokumen dan email internal yang diperoleh oleh media Bloomberg, yang menyebut seorang direktur investigasi Microsoft meminta informasi intelijen dari FBI mengenai rencana demonstrasi tersebut.
Demonstrasi berlangsung di kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington. Para pengunjuk rasa, yang sebagian merupakan karyawan aktif maupun mantan karyawan, menuntut agar Microsoft mengakhiri dukungan langsung maupun tidak langsung kepada Israel, khususnya terkait penggunaan layanan komputasi awan Microsoft Azure oleh militer Israel. Mereka menuduh perusahaan tersebut membantu dalam operasi militer dan pelanggaran HAM di Gaza.
Pada salah satu aksi, para demonstran bahkan memasuki ruangan Presiden Microsoft, Brad Smith, untuk menyuarakan kecaman terhadap kontrak perusahaan dengan Israel. Dalam aksi ini, beberapa karyawan yang ikut serta dalam demonstrasi tersebut dipecat oleh Microsoft dengan alasan pelanggaran serius terhadap kebijakan perusahaan. Brad Smith menegaskan bahwa Microsoft menghormati kebebasan berekspresi, tetapi tidak mentolerir gangguan dan tindakan vandalisme di lingkungan kerja.
Protes yang berlangsung juga mendapat perhatian karena hasil investigasi yang mengungkap bahwa pemerintah Israel memanfaatkan layanan Microsoft untuk menyimpan rekaman panggilan telepon warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Hal ini memicu kecaman global dan protes dari karyawan yang menolak keterlibatan Microsoft dalam konflik tersebut.
Beberapa karyawan yang melakukan aksi duduk atau sit-in di kantor pusat Microsoft telah ditangkap dan dipecat, memicu kontroversi dan perdebatan seputar tanggung jawab perusahaan terhadap etika dan isu kemanusiaan. Microsoft menyatakan akan meninjau masalah ini secara hukum, meskipun mereka menegaskan perlunya menjaga keamanan dan ketertiban di tempat kerja.
Meski mendapat tekanan dari internal dan eksternal, Microsoft tetap mempertahankan pendiriannya untuk menjaga aktivitas operasional perusahaan berjalan lancar dan tidak terganggu oleh demonstrasi yang dianggap melanggar kebijakan. FBI sendiri menyatakan menghormati hak demonstrasi damai, tetapi akan menindak aktivitas kriminal atau yang mengancam keamanan nasional.
