PONTIANAK INFORMASI, INTERNASIONAL – Uni Emirat Arab (UAE) telah mengambil tindakan protes terhadap pemerintah Swedia atas keputusannya yang mengizinkan pembakaran kitab suci Al Quran di negara Nordik tersebut.
Pada Jumat (21/7/23), Kementerian Urusan Luar Negeri UAE memanggil kuasa usaha Swedia di Abu Dhabi dan menyerahkan pernyataan protes resmi terkait serangkaian insiden penistaan Al Quran oleh kelompok ekstremis di Swedia.
“Kementerian Urusan Luar Negeri telah memanggil Kuasa Usaha di Kedutaan Besar Kerajaan Swedia untuk UAE dan menyerahkan pernyataan protes resmi kepadanya atas serangan berulang dan penistaan terhadap salinan Al Quran yang dilakukan ekstremis di Kerajaan Swedia,” demikian menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri UAE, seperti dikutip dari Antara, Minggu.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri UAE menyatakan kecaman keras terhadap pemerintah Swedia atas pengabaian terhadap tanggung jawab internasional dan kurangnya penghormatan terhadap nilai-nilai sosial.
Mereka menekankan pentingnya mengawasi dan menangani ujaran kebencian serta ekspresi rasisme yang dapat berdampak negatif pada keamanan dan perdamaian.
Selain itu, UAE menolak penggunaan kebebasan berekspresi sebagai pembenaran atas tindakan keji seperti pembakaran Al Quran.
Kasus yang memicu protes ini berawal pada tanggal 28 Juni ketika seorang pria bernama Salwan Momika, yang lahir di Irak namun tinggal di Swedia, membakar salinan Al Quran. Tindakan tersebut menimbulkan kecaman luas dari berbagai pihak, termasuk dari warga Irak.
Sebagai bentuk protes atas pembakaran Al Quran, pada Kamis pagi, sekelompok warga Irak menyerbu Kedutaan Besar Swedia di Baghdad dan membakar gedung kedutaan. Kementerian Luar Negeri Swedia mengecam aksi tersebut sebagai “pelanggaran serius” terhadap Konvensi Wina yang mengatur perlindungan terhadap misi diplomatik.
Sayangnya, menyusul serangan misi diplomatik Stockholm, Salwan Momika kembali melakukan tindakan provokatif dengan menodai salinan Al Quran lagi. Ia menginjak kitab suci tersebut dan bendera Irak di depan Kedutaan Besar Irak di Swedia.