(dok. REUTERS/Kevin Mohatt/File Photo Purchase Licensing Rights)
PONTIANAK INFORMASI, Internasional – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Israel telah menyetujui persyaratan untuk melakukan gencatan senjata selama 60 hari di Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan Trump melalui platform media sosial Truth Social pada Selasa, 1 Juli 2025. Dilansir dari CNN Indonesia, Trump menegaskan bahwa perwakilannya telah melakukan pertemuan dengan pejabat Israel untuk membahas agresi di Gaza dan menghasilkan kesepakatan sementara ini.
Dalam unggahannya, Trump menyampaikan bahwa selama periode gencatan senjata 60 hari tersebut, Amerika Serikat akan bekerja sama dengan seluruh pihak terkait untuk mengakhiri perang. Ia juga menekankan bahwa Qatar dan Mesir, sebagai mediator utama, akan menyampaikan proposal akhir kepada Hamas, berharap kelompok tersebut bersedia menerima kesepakatan ini. “Saya berharap, demi kebaikan Timur Tengah, Hamas menerima kesepakatan ini, karena mereka tidak akan membaik, mereka hanya akan menjadi lebih buruk,” tulis Trump.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Israel terkait pengumuman Trump. Namun, laporan media Israel sebelumnya mengindikasikan bahwa negosiasi sempat mengalami kebuntuan, terutama terkait masa depan Gaza setelah gencatan senjata berakhir. Israel menginginkan hak untuk melanjutkan operasi militer jika Hamas melanggar kesepakatan, sedangkan Hamas menuntut agar gencatan senjata sementara diubah menjadi permanen.
Trump juga menyatakan akan bersikap “sangat tegas” terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pertemuan mereka di Washington pekan depan. Ia berharap pertemuan ini dapat mendorong tercapainya kesepakatan damai yang lebih permanen. “Saya kira kita akan mencapai kesepakatan minggu depan,” kata Trump, seperti dikutip dari Times of Israel.
Sementara itu, kekerasan di Gaza terus berlanjut. Data dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mencatat lebih dari 56.647 warga Palestina tewas dan lebih dari 134.000 lainnya terluka sejak operasi militer Israel dimulai pada Oktober 2023. Selain itu, ribuan warga Palestina juga menjadi korban di Tepi Barat akibat aksi militer dan serangan pemukim Israel.
Upaya terbaru ini merupakan bagian dari tekanan internasional yang semakin besar terhadap Israel dan Hamas untuk menghentikan konflik yang telah menimbulkan krisis kemanusiaan terbesar dalam dekade terakhir di Gaza. Amerika Serikat, melalui Trump, berjanji akan terus mendorong kedua pihak agar segera menyepakati gencatan senjata dan mengakhiri penderitaan warga sipil di wilayah tersebut.
