PONTIANAK INFORMASI, KAPUAS HULU – Banjir yang menerjang sejumlah dataran rendah di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar), telah mengakibatkan gangguan serius terhadap sejumlah aktivitas masyarakat. Dampaknya juga menyentuh sektor pendidikan, di mana 20 sekolah di daerah tersebut terpaksa diliburkan.
Menurut data sementara yang diterima, 20 sekolah di Kabupaten Kapuas Hulu harus diliburkan karena kondisi banjir. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu, Petrus Kusnadi, menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil dengan memprioritaskan keselamatan para siswa dan tenaga pendidik.
“Ulangan sekola akan dimulai pada 4 sampai 9 Desember 2023, akan tetapi keselamatan paling utama,” kata Petrus Kusnadi seperti dikutip dari Antara, Jumat.
Jika banjir masih menghambat aktivitas di wilayah tersebut, Petrus menyebutkan bahwa akan dicari alternatif pelaksanaan ulangan, seperti menggelar ulangan dari rumah atau menunda jadwal ulangan. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa proses belajar mengajar akan tetap berlanjut di rumah masing-masing siswa, dengan dipantau oleh koordinator pendidikan setempat.
Sekolah yang terdampak banjir tersebar di beberapa kecamatan, terutama di daerah pesisir seperti Kecamatan Putussibau Selatan, Bika, Bunut Hilir, Embaloh Hilir, Boyan Tanjung, dan sejumlah daerah dataran rendah lainnya.
Petrus Kusnadi memberikan imbauan kepada satuan pendidikan di daerah rawan banjir untuk lebih mengutamakan keselamatan para murid dan tenaga pendidik. Ia juga menyarankan agar barang dan dokumen penting sekolah diamankan sebagai aset yang berharga.
Selain itu, pihaknya juga meminta peran aktif orang tua murid untuk mengawasi anak-anak mereka selama kondisi banjir. Selain memastikan keselamatan, penting juga agar anak-anak tetap fokus belajar.
“Tentunya ada tugas dari para guru untuk peserta didik untuk belajar di rumah selama banjir dan juga orang tua jangan membiarkan anak-anak mandi atau bermain air sendiri saat banjir, artinya tetap diawasi,” ujar Petrus. (ad)