PONTIANAK INFORMASI, KAPUAS HULU – Usai menyerahkan bantuan sosial di Kantor Camat Semitau, Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., menyaksikan secara langsung pemancangan tiang pertama pembangunan Jembatan Sungai Marsedan, Minggu (12/3/2023).
Usai saksikan pemancangan tiang pertama Jembatan Sungai Marsedan, Gubernur Sutarmidji bergerak menuju ke Masjid Raudhatul Jannah, untuk meresmikan masjid tersebut. Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti yang dilakukan bersama Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, S.H.
Mengawali sambutannya, Gubernur Sutarmidji mengatakan kedatangannya kali ini dalam rangka menepati janjinya kepada masyarakat Semitau, dimana ada 2 jembatan yang dijanjikan untuk dibangun di wilayah tersebut. Pertama adalah Jembatan Marsedan, dan yang kedua adalah Jembatan Ringin.
“Jembatan pertama sudah direalisasikan sebagaimana yang kita saksikan bersama, yang kedua insyaAllah tahun depan. Semoga semua yang menjadi tanggung jawab Pemprov Kalbar dapat kami tuntaskan”, ujar Sutarmidji.
Terkait penyelesaian pembangunan Masjid Raudhatul Jannah, dirinya memprediksi anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp1 miliar.
Namun, ada hal unik yang terjadi, dimana Gubernur sutarmidji mengajak jajarannya untuk menyumbang secara spontan guna membantu penyelesaian pembangunan dari Masjid tersebut.
“Siapa yang membangun masjid karena Allah, walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah akan bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga. Nah rombongan saya siapa yang ingin ikut menyumbang?”, tanya Sutarmidji kepada jajarannya.
Tak disangka, tak lama kemudian terkumpul bantuan untuk penyelesaian masjid tersebut dimulai dari Sekda Kalbar Harisson menyumbang sebesar Rp50 juta, Kepala Disperindag ESDM Kalbar Syarif Kamaruzaman menyumbang Rp10 juta, Kepala Dinas PUPR Kalbar Iskandar Zulkarnaen menyumbang Rp40 juta, dan Kepala Bappeda Kalbar Sukaliman menyumbang Rp 50 juta.
Dirinya juga menyinggung hal terkait legalitas tanaman khas kapuas hulu yang kini namanya terkenal hingga luar negeri, yaitu tanaman kratom. Hal ini menjadi isu menarik, karena umumnya masyarakat di Kapuas Hulu sudah menggantungkan hidupnya pada tanaman ini. Sedangkan, baru – baru ini beredar informasi bahwa tanaman tersebut, akan masuk pada kategori tanaman yang tidsk boleh dibudidayakan apalagi diperjualbelikan.
“Luas Kapuas Hulu ini, lebih besar dari Provinsi Jabar ditambah Provinsi Banten. 51 persen wilayahnya adalah kawasan. Kalau Kratom dilarang, apalagi yang mau dibuat orang Kapuas Hulu ini, kan kita sudah menjaga lingkungan (Kawasan Hutan Lindung dan Taman Nasional)”, pungkasnya.
Oleh karena itu, orang nomor satu di Kalbar ini berharap, budidaya kratom tidak dilarang, karena merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakat kapuas hulu. Ditambah lagi, jumlah pohon kratom di Kapuas Hulu yang sangat banyak, mencapai jutaan batang.
Gubernur Sutarmidji juga mendoakan, semoga dibawah kepemimpinan Bupati Sis dan Wakil Bupati Wahyu, sapaan akrab mereka, kabupaten Kapuas Hulu selalu harmonis dan terus maju dan berkembang. (RS)