PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Pj Sekda Kalbar, Mohammad Barri menerima audiensi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Kalbar, Maria Goreti beserta rombongan di ruang kerja Sekda Kalbar, Selasa (9/1/2024).
Usai pertemuan tersebut, Maria Goreti menyampaikan bahwa maksud dan tujuan kunjungan ini merupakan perintah dari lembaga DPD RI dari tanggal 7-9 Januari untuk menggali segala potensi terkait tugas pokok dan fungsi.
“Jadi kebetulan saya bertugas di Komite I yang salah satunya membidangi urusan Revisi Usulan Inisiatif Undang-Undang Pemerintah Daerah (Pemda) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Jadi, dari pertemuan tadi telah banyak kita bahas terkait isu-isu yang bersifat inisiatif dari Pemprov Kalbar dan akan coba kita bawa ke pusat,” ungkap Maria Goreti.
Tak hanya itu, dalam pembahasan tersebut senator asal Kalbar tersebut juga merangkum semua bentuk usulan-usulan dari Pemprov Kalbar melalui mekanisme yang ada.
“Yang jelas dari bentuk usulan tersebut kita tangkap apa-apa saja yang menjadi peluang bagi Pemprov dalam memajukan daerah Kalbar dan nantinya akan kita perjuangan di lembaga DPD RI,” terang Goreti.
Wanita kelahiran Pahauman, Landak itu juga menjelaskan bahwa masih banyak usulan-usulan yang mungkin menjadi pertimbangan pemerintah pusat dalam hal ini Daerah Otonomi Baru (DOB). Sehingga di daerah harus berusaha sendiri dalam menangani berbagai permasalahan yang begitu kompleks.
Oleh karena itu, dia sangat menyayangkan kebijakan pusat sangat lambat dalam merespon berbagai pertimbangan usulan-usulan terkait pemekaran wilayah. Pasalnya Kalbar merupakan provinsi terluas ketiga se-Indonesia dan seharusnya pemerintah pusat harus memperlakukan secara khusus terhadap Kalbar.
“Contohnya saja seperti Ketapang yang sangat luas, nah ini yang harusnya kita pertimbangkan untuk dimekarkan sehingga pelayanan publik bisa lebih efisien,” jelasnya.
Terakhir terkait Dana Alokasi Umum (DAU), perempuan yang pernah menimba ilmu S2 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tersebut mengatakan, Pempus tidak harus melihat dari kacamata terhadap populasi saja melainkan harus melihat dari sisi geografis.
Pasalnya Kalbar yang begitu luas, tentu jangkauannya lebih sulit dalam melayani berbagai kebutuhan masyarakatnya.
“Hal ini sudah sering kali kita paparkan ke pusat bahwa melihat ini tidak harus menggunakan sudut pandang populasi penduduk atau sama rata akan tetapi harus melihat situasi di daerah, karena daerah kita ini sangat spesifik dan luas maka diperlukan perlakuan-perlakuan khusus,” sambung Maria Goreti. (ap)