Foto: Sintang Informasi
PIFA, Lokal – Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Santosa, mengungkapkan kekhawatiran atas dampak aktivitas perusahaan yang pernah beroperasi di Desa Landau Beringin, Kecamatan Ketungau Tengah. Menurutnya, kerusakan lingkungan yang ditinggalkan perusahaan tersebut telah menyebabkan bencana lokal, termasuk hanyutnya jembatan penghubung di desa itu.
“Saya turun langsung saat reses ke Desa Landau Beringin. Saat itu warga mengadu soal jembatan yang hanyut. Mereka bilang jembatan itu aman-aman saja dulu sebelum perusahaan masuk,” kata Santosa.
Ia menuturkan, perusahaan yang dulunya beroperasi di wilayah tersebut telah menggunduli hutan dengan janji akan menanam kembali pohon akasia dan tanaman sejenis. Namun hingga kini, menurut Santosa, realisasi dari janji tersebut belum mencapai sepuluh persen.
“Celakanya perusahaan itu sudah kabur. Tidak ada lagi alat berat atau pekerja di sana. Janji bangun air bersih juga tidak ada wujudnya. Akibatnya saat hujan deras, lumpur dan kayu menghantam jembatan hingga roboh,” ujarnya.
Selain jembatan yang rusak, warga juga menghadapi persoalan baru terkait kualitas air. Mereka mengeluhkan air yang kini tercemar, diduga akibat sisa bahan kimia seperti pupuk atau racun yang ditinggalkan di lahan eks perusahaan.
Santosa mendesak pemerintah daerah agar segera menindaklanjuti keluhan warga dan memastikan perbaikan infrastruktur serta pemulihan lingkungan dilakukan secara menyeluruh. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap setiap perusahaan yang mengelola sumber daya alam agar kejadian serupa tidak terulang.
