PONTIANAK INFORMASI, PONTIANAK – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berkomitmen melakukan aksi sepuluh langkah sebagai upaya menekan angka stunting. Dari sepuluh langkah arahan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat tersebut, tersisa satu yang belum digalakkan, yaitu menggerakan seluruh sasaran mulai dari bayi, balita hingga calon pengantin (catin) untuk datang ke posyandu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak Saptiko meminta seluruh camat dan lurah untuk ikut menggerakkan semua sasaran ke posyandu. Melalui Intervensi Serentak Stunting dan Jambore Kader Posyandu, pihaknya ingin melengkapi semua upaya inisiasi TPPS Pusat itu.
“Ada sepuluh yang diminta TPPS Pusat, dari Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, kami sudah lakukan sembilan dan tersisa satu, yaitu menggerakan seluruh sasaran ke posyandu,” ungkapnya saat Pencanangan Intervensi Serentak Stunting dan Jambore Kader Posyandu Tingkat Kota Pontianak Tahun 2024 di Halaman Dinkes Kota Pontianak, Sabtu (8/6/2024).
Saptiko menambahkan, angka kunjungan ke posyandu masih belum sesuai target. Sebagai bentuk kepedulian pemerintah untuk menangani stunting, TPPS Pusat akan memonitoring langsung aksi intervensi serentak pada tanggal 11 dan 12 Juni mendatang.
“Kami siapkan di satu Posyandu Anggrek Jalan Madyosari I dan Posyandu Surya Sehat Jalan Paris I, untuk dimonitoring, diharapkan semua sasaran hadir di posyandu,” sebutnya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian berencana untuk segera melakukan pertemuan bersama camat dan lurah terkait satu aksi intervensi tersebut. Tanpa menunggu lama, ia akan membuat Surat Edaran (SE) untuk mengajak sasaran segera ke posyandu.
“Bisa dua pola yang diterapkan untuk aksi intervensi ini, bisa dengan mendatangi sasaran yaitu jemput bola atau dikunjungi. Nanti langsung saja kami akan buat SE agar masyarakat bisa segera mendatangi posyandu,” paparnya.
Ani Sofian mengapresiasi kinerja seluruh jajaran Dinkes Kota Pontianak. Ia menyampaikan, Kota Pontianak menjadi daerah dengan penurunan stunting terbanyak tingkat Kalimantan Barat (Kalbar).
“Di samping itu juga, kami meraih peringkat pertama pelaksanaan delapan aksi intervensi stunting se-Kalbar, ini berkat jasa kader posyandu, untuk di tingkat nasional saya harap bisa mengharumkan nama baik Kota Pontianak,” imbuhnya.
Pj Wali Kota mendukung Jambore Kader Posyandu yang rutin digelar Dinkes Kota Pontianak setiap tahunnya. Dengan jumlah 323 posyandu se-Kota Pontianak, ia berharap kehadiran posyandu merata dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Ia juga menekankan perlunya peningkatan peran dan kualitas kader posyandu melalui pelatihan serta pembinaan yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa upaya pencegahan stunting dapat dilaksanakan dengan efektif.
“Dengan sinergi antara Pemkot, kader Posyandu dan masyarakat, diharapkan angka stunting di Kota Pontianak dapat terus menurun sehingga generasi masa depan dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal,” ujarnya.
Untuk itu, melalui Jambore Kader Posyandu ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat jaringan kader posyandu, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan serta memperkuat komitmen bersama untuk mewujudkan masyarakat Kota Pontianak yang lebih sehat dan sejahtera. Kader posyandu memiliki peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama dalam pencegahan penyakit dan sosialisasi pola hidup sehat.
“Oleh karena itu, saya memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Jambore Kader Posyandu Tingkat Kota Pontianak Tahun 2024,” ucap Ani Sofian.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan bagi kader posyandu agar mereka dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat.
“Melalui kegiatan Jambore Kader Posyandu ini, kualitas pelayanan kesehatan di Kota Pontianak diharapkan dapat terus ditingkatkan dan memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” katanya.
Suka duka menjadi kader posyandu turut dirasakan Nurul Azizah (37). Seorang kader Posyandu Aster Siantan Hilir ini menuturkan, kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa anaknya ke posyandu tidak membuatnya berhenti melayani.
“Jadi kader posyandu harus lebih banyak ikhlasnya, kalau segi apresiasi tidak, sukanya kita senang melihat masyarakat mengubah perilaku di sektor kesehatan, misalkan dari awalnya tidak mau datang ke posyandu kemudian menjadi mau,” tuturnya, usai menerima penghargaan sebagai Kader Posyandu Terbaik Kota Pontianak Tahun 2024.
Tidak jarang, Nurul Azizah bersama kader lainnya mengalami penolakan di lapangan. Meski sudah diedukasi secara bertahap, ada yang belum tergerak untuk mengunjungi posyandu.
“Tapi kita tetap semangat untuk mengajak masyarakat mengunjungi posyandu untuk memeriksakan kesehatan ibu hamil dan balita,” sambungnya.
Di level kader, ia membantu Puskesmas Siantan Hilir. Berbagai pelayanan kesehatan siklus hidup diberikan kepada masyarakat sekitar. Nurul Azizah menjelaskan, pihaknya senantiasa memberikan edukasi berupa konseling, setelah itu imunisasi serta seluruh pelayanan bersifat menurunkan stunting.
“Kita mendukung program Dinkes, terutama membantu puskesmas. Hal yang kita lakukan membuka pelayanan primer untuk melayani seluruh siklus hidup termasuk catin, balita dan ibu hamil,” pungkasnya.