Ernest Prakasa (Credit Foto : hahahacorp.com)
PONTIANAK INFORMASI, Nasional – Gelombang baru tengah melanda jagat media sosial Indonesia. Satu per satu figur publik memilih untuk menghapus akun mereka di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Fenomena ini kian menjadi sorotan setelah komika dan aktor ternama Ernest Prakasa mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan X, padahal akunnya telah memiliki lebih dari 2,5 juta pengikut. Langkah ini ternyata bukan dilakukan Ernest seorang diri, melainkan mengikuti jejak sejumlah selebritas lain seperti Raditya Dika dan Ferry Irwandi.
Ernest Prakasa secara resmi mengumumkan penghapusan akun X miliknya pada Minggu, 8 Juni 2025, melalui unggahan di Instagram Story. Ia mengaku telah lama mempertimbangkan keputusan tersebut, namun baru kali ini benar-benar mengambil langkah tegas. Menurut Ernest, X yang dulu menjadi tempatnya berbagi opini, kini sudah tidak lagi menyenangkan dan tidak berfungsi seperti dulu. Ia merasa platform tersebut telah berubah, sehingga tidak lagi memberikan kenyamanan bagi dirinya sebagai pengguna aktif.
Salah satu alasan utama yang mendorong Ernest untuk meninggalkan X adalah demi menjaga kesehatan mental. Ia merasa lelah dengan dinamika di platform tersebut yang kian hari makin dipenuhi perdebatan, buzzer, dan atmosfer yang menurutnya tidak sehat. Ernest juga mengungkapkan bahwa keputusannya ini dipicu oleh respons warganet terhadap komentarnya mengenai isu pemberian hadiah jam tangan mewah Rolex kepada pemain Timnas Indonesia. Komentar tersebut sempat memicu perdebatan panas di media sosial, membuat suasana semakin tidak kondusif bagi dirinya.
Tren figur publik menghapus akun X ternyata bukan hanya terjadi pada Ernest. Raditya Dika, misalnya, sudah lebih dulu mengambil langkah serupa. Meski akunnya belum dihapus secara permanen, Raditya memilih untuk mengunci akses dan tidak lagi aktif di platform tersebut. Ia mengaku interaksi di X kini lebih sering berujung pada keributan dan perdebatan yang mengganggu ketenangan pikirannya. Hal serupa juga dirasakan oleh Ferry Irwandi, yang memilih untuk mundur dari X demi menjaga kesehatan mental dan ketenangan pribadi.
Dulu, X atau Twitter dikenal sebagai ruang aktualisasi diri, tempat berbagi pemikiran, ide, hingga keresahan sosial secara terbuka. Namun kini, banyak pengguna, termasuk figur publik, mulai merasa platform tersebut justru menjadi sumber tekanan dan konflik. Diskusi yang sebelumnya sehat kini sering berubah menjadi ajang perdebatan tanpa ujung, bahkan tidak jarang dipenuhi ujaran kebencian atau serangan dari akun-akun anonim dan buzzer.
Fenomena ini menandai perubahan besar dalam pola interaksi para figur publik di media sosial. Banyak dari mereka kini memilih untuk mengurangi eksposur digital, bahkan menonaktifkan akun mereka secara permanen. Langkah ini diambil bukan sekadar sebagai bentuk protes, melainkan sebagai upaya menjaga kesehatan mental dan menciptakan ruang pribadi yang lebih sehat di tengah derasnya arus informasi dan opini di dunia maya.
Keputusan para figur publik ini mendapat beragam respons dari masyarakat. Ada yang mendukung langkah tersebut sebagai bentuk keberanian menjaga diri, namun tak sedikit pula yang menyayangkan hilangnya suara kritis dan inspiratif dari ruang publik digital. Meski demikian, fenomena ini menunjukkan bahwa dinamika media sosial terus berkembang, dan setiap individu berhak memilih ruang digital yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan mereka.
