PONTIANAK INFORMASI, NASIONAL – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia atas ketidakmampuannya memenuhi semua harapan selama masa jabatannya.
Meski demikian, permintaan maaf Jokowi tidak sepenuhnya disambut baik oleh beberapa pihak. Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu, menilai bahwa permintaan maaf kepada PDIP tidak relevan.
“Nggak perlu minta maaf ke PDIP, karena sudah tahu watak aslinya,” ujar Masinton kepada wartawan.
Dirinya menambahkan bahwa seharusnya Jokowi lebih jujur dalam menyampaikan kondisi sebenarnya kepada rakyat.
Masinton juga menyinggung bahwa banyak pernyataan Jokowi yang terkesan bertentangan dengan realitas yang ada. Dia mengajak untuk lebih transparan terkait kondisi konstitusi, demokrasi, ekonomi, dan isu-isu penting lainnya yang masih menjadi tantangan.
“Sama seperti perbincangan netizen di media sosial, ‘Sulit memahami apa yang dibicarakannya, karena selalu mengandung kebalikannya’,” kata Masinton.
Politikus PDIP lainnya, Deddy Sitorus, juga ikut mengomentari permintaan maaf Jokowi. Menurut Deddy, kata-kata permintaan maaf harus diikuti dengan tindakan konkret untuk menghapus kebijakan yang merugikan rakyat ekonomi bawah.
“Kalau cuma kata-kata, saya kira tidak ada artinya. Sebab, beliau sudah terlalu sering mengatakan utara, tapi perginya ke selatan. Bilang tidak, tetapi ternyata iya. Jadi susah memegang kata-kata Pak Jokowi,” ujar Deddy kepada wartawan.
“Kalau serius minta maaf sama rakyat, silakan dihapus semua regulasi yang merugikan rakyat kecil,” tandas Deddy.
Sebelumnya, Jokowi meminta maaf kepada masyarakat Indonesia saat menghadiri acara Zikir dan Doa Kebangsaan menjelang HUT ke-79 RI di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (1/8).
“Dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Kiai Haji Ma’ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini,” ujar Jokowi.
Jokowi sendiri telah menyadari bahwa sebagai manusia, tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak. Dia mengakhiri pernyataannya dengan menyampaikan kerendahan hatinya sebagai manusia biasa.
“Kami juga tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak. Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT,” tutup Jokowi.