Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
PONTIANAK INFORMASI, Nasional – Kunjungan kenegaraan Raja Abdullah II ibn Al Hussein dari Kerajaan Yordania Hasyimiah ke Indonesia pada 14-15 November 2025 membawa pesan kuat tentang penguatan hubungan bilateran kedua negara. Pertemuan hangat Raja Yordania dengan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menjadi puncak agenda yang menandai kedekatan dan kerja sama strategis, terutama dalam konteks dinamika kawasan Timur Tengah dan peluang ekonomi dua arah.
Dalam pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Prabowo menegaskan Indonesia memandang Yordania sebagai sahabat dekat dan mitra strategis utama, khususnya pada isu kemanusiaan di Timur Tengah. Presiden Prabowo menyampaikan, “Kami ingin bekerja sama secara erat dan anggaplah Indonesia sebagai rumah kedua Anda”.
Pengamat ekonomi dari Universitas Jember, Adhitya Wardhono PhD, menilai kunjungan Raja Abdullah II sebagai momentum strategis untuk memperbesar perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Yordania yang telah berjalan selama lebih dari tujuh dekade. Menurutnya, “Kunjungan itu membuka peluang untuk menggeser hubungan yang sebelumnya lebih bersifat politik, terutama isu Palestina, menjadi hubungan yang lebih berorientasi ekonomi dan investasi dua arah.”
Selain aspek ekonomi, pertemuan juga menyentuh hubungan personal yang erat. Presiden Prabowo bahkan mengungkapkan ikatan emosionalnya sejak lama dengan Raja Yordania, “Saya rasa saya lupa berapa tahun yang lalu, hampir 29 tahun, ya, sedekat itu hubungan kami,” kata Prabowo, sebagaimana dilaporkan laman resmi Kementerian Sekretariat Negara. Untuk menunjukkan kedekatan, Presiden Prabowo menyiapkan kediaman pribadinya di Hambalang sebagai rumah kedua bagi Raja Abdullah II, harapan yang disampaikan agar kunjungan berikutnya bisa melibatkan keluarga Raja.
Kunjungan ini juga diwarnai dengan berbagai momen kenegaraan yang khidmat, seperti upacara penyambutan dengan 21 dentuman meriam salvo dan manuver pesawat tempur F-16 di langit Lanud Halim Perdanakusuma sebagai simbol penghormatan tinggi. Jamuan santap malam kenegaraan yang berlangsung di Istana Negara semakin mengukuhkan bahwa hubungan kedua negara bukan sekadar mitra, tetapi saudara sejati.
Di tengah konteks geopolitik yang penuh tantangan, hubungan Indonesia dan Yordania yang telah terbina sejak 1951 terus mendapat penguatan yang adaptif. Diplomasi ini menjadi contoh nyata bagaimana persahabatan di antara negara-negara Muslim dapat memperkuat perdamaian, kerja sama multilateral, dan memperluas kemitraan yang berorientasi pada kesejahteraan bersama, sekaligus mempertegas peranan Indonesia dalam komunitas Muslim dunia, seperti yang diakui Raja Abdullah II.
Dengan demikian, kunjungan Raja Abdullah II ibn Al Hussein ke Indonesia bukan hanya ajang diplomatik biasa, tetapi momentum memperkokoh hubungan historis, memperluas kerja sama ekonomi, dan memperkuat persahabatan antara kedua negara secara personal dan strategis di masa depan.
