PONTIANAK INFORMASI, NASIONAL – Dalam sebuah wawancara di program podcast Abraham Samad Speak Up, Prof Ikrar Nusa Bhakti mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi). Prof Ikrar menyebut Jokowi sebagai “pembunuh politik yang tidak berperasaan”.
Menurut Ikrar Nusa, Presiden Jokowi diduga telah melupakan partai dan rekan-rekan perjuangannya yang telah mendukungnya sejak masa jabatan sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga menjadi Presiden. Ikrar Nusa menyatakan bahwa Jokowi saat ini terkesan berusaha membangun dinasti politik keluarga, bahkan dengan cara mendiskreditkan partai dan kawan seperjuangan, agar calon nomor 3 lenyap dari pembicaraan masyarakat.
“Pak Jokowi itu membajak demokrasi Indonesia dengan kemudian mengkhianati demokrasi kita. Jangan salahkan masyarakat kalau kemudian pasca Pemilu akan terjadi keos,” kata Ikrar Nusa Bhakti seperti yang dikutip dari podcast Abraham Samad, Rabu.
“Dalam sejarah Indonesia Mana ada presiden yang kemudian mengajukan anaknya ketika dia masih menjadi presiden. Prabowo pasti adalah orang yang bisa dia pakai untuk bisa menerima suatu saat anaknya menjadi calon presiden, dititipkan kepada Prabowo,” katanya lagi.
“Jokowi ini ada adalah pembunuh politik yang tidak berperasaan” ujarnya pula.
Menurut Ikrar, demokrasi seharusnya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, dengan prinsip bahwa pemilihan calon presiden dilakukan berdasarkan kemampuan, bukan karena bantuan sosial (bansos). Ikrar merasa bahwa hal tersebut telah merusak demokrasi yang seharusnya menuju kesempurnaan, di mana pemilihan pemimpin negara didasarkan pada kualitas dan kapabilitas.
“Sekarang benar-benar hancur,” ungkap Ikrar.
Lebih lanjut, Ikrar menyebut bahwa Jokowi tidak malu lagi membangun dinasti politik keluarga. Menurutnya, Presiden tidak hanya mencari kekuasaan untuk kelompok, tetapi juga untuk keluarga, dengan memberikan posisi strategis kepada anggota keluarganya.
“Apa yang saya katakan ini bukan hanya tentang kekuasaan untuk kelompok, tapi juga untuk keluarga. Karena dia tidak akan berbagi kekuasaan dengan kelompok yang selama ini mendukung dia,” tegas Ikrar.
Sebagai contoh, Ikrar menyebut bahwa salah satu anak Jokowi telah menjadi ketua partai, sementara anak yang lain mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden. Ikrar juga menyinggung penempatan anak mantu Jokowi yang digadang-gadang akan menjadi calon Gubernur Sumatra Utara.