Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi (Foto : Instagram/@putri.karlina14)
PONTIANAK INFORMASI, Nasional – Pesta pernikahan Maula Akbar Mulyadi, putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina, yang digelar di Alun-alun Garut pada Jumat (18/7/2025), berakhir dengan tragedi berdarah. Tiga orang tewas akibat desak-desakan dalam antrian makanan gratis pada acara tersebut, yakni seorang anak, seorang lansia, dan seorang anggota polisi yang tengah bertugas menjaga keamanan acara.
Identitas tiga korban jiwa telah dikonfirmasi. Mereka adalah Vania Aprilia (8 tahun), warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota; Dewi Jubaedah (61 tahun), warga Jakarta Utara; dan Bripka Cecep Saeful Bahri (39 tahun), anggota Bhabinkamtibmas Polsek di Polres Garut. Vania dan Dewi meninggal dunia saat berdesakan berebut makanan, sedangkan Bripka Cecep meninggal saat berupaya mengatur kerumunan warga agar tertib.
Kejadian bermula ketika ribuan warga memadati lokasi acara usai Salat Jumat untuk mengikuti pembagian makanan gratis dari panitia pesta pernikahan. Namun, akses masuk yang sempit membuat suasana menjadi tidak terkendali. “Kericuhan ini diduga disebabkan membludaknya warga yang hadir, sementara akses masuk ke pendopo sangat sempit,” kata Kombes Pol Hendra Rochmawan, Kabid Humas Polda Jawa Barat.
Dedi Mulyadi menyampaikan permohonan maaf secara terbuka atas insiden yang menewaskan tiga warga tersebut. Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti adanya pembagian makan gratis dan hanya memahami jadwal acara pentas seni pada malam harinya. “Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa tersebut,” ungkapnya.
Pemerintah daerah dan pihak kepolisian berjanji menindaklanjuti tragedi ini dengan melakukan pemeriksaan terhadap panitia penyelenggara acara dan menelusuri apakah ada unsur kelalaian yang menyebabkan insiden tersebut. “Polisi akan memeriksa panitia penyelenggara terkait kasus ini,” kata aparat kepolisian.
Dedi Mulyadi juga telah menginstruksikan stafnya untuk menemui keluarga korban dan menyerahkan santunan sebesar Rp 150 juta per keluarga sebagai bentuk tanggung jawab dan dukacita atas kejadian yang menimpa warganya.
Tragedi pada pesta rakyat ini menjadi perhatian publik dan menjadi pelajaran penting tentang pengelolaan kerumunan pada acara besar agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Pesta pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia justru berujung duka yang mendalam.
