PONTIANAK INFORMASI, POLITIK – Pertemuan makan malam antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Menteri Pertahanan dan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, yang berlangsung di bilangan Menteng pada Jumat (5/1), mendapatkan tanggapan kritis dari Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni. Menurut Sahroni, pertemuan tersebut adalah hak Jokowi, namun ia menyoroti pentingnya netralitas Presiden sebagai kepala negara.
“Itu haknya Presiden mau dukung siapa aja, tapi baiknya Presiden netral dalam posisi sebagai kepala negara alias ngayomin para anak bangsa bertarung secara fair itu keren,” ungkap Sahroni kepada wartawan pada Sabtu (6/1/2023).
Sahroni, yang juga Bendahara Umum NasDem, menyatakan bahwa pasangan calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), mengandalkan mukjizat dari Allah SWT. Ia merinci bahwa sulit untuk bersaing melawan calon yang memiliki dukungan logistik besar.
“Yang pasti AMIN nunggu mukjizat dari Allah SWT aja, survey kalah, duit nggak ada,” tambah Sahroni.
“Secara normal mah nggak mungkin bertarung keras melawan mereka yang memilki super kekuatan lebih,” lanjutnya.
Sahroni menegaskan bahwa semuanya kini bergantung pada kehendak Tuhan
“Tapi, semuanya kembali kepada adanya mukjizat dari Tuhan Yang Maha Kuasa,” tegas Sahroni.
Sebelumnya, video pertemuan antara Menhan Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi di sebuah restoran di kawasan Jakarta Pusat menjadi perbincangan di media sosial. Kritik dan spekulasi pun bermunculan terkait dampak pertemuan tersebut terhadap dinamika politik menjelang pemilihan presiden. (ad)