PONTIANAK INFORMASI, KUBU RAYA – sejumlah warga Penepat, Desa Lingga kecamatan Sungai Ambawang kabupaten Kubu Raya terpaksa menandu salah satu orang yang tengah sakit menuju mobil Ambulance yang hendak dibawa ke rumah sakit.
Hal itu dilakukan warga, karena akses jalan di kampung mereka tidak bisa di lalai oleh kendaraan roda empat, hanya bisa di lalui roda dua.
Bandi salah satu warga mengatakan pihaknya terpaksa menendu warga yang sedang sakit menuju mobil Ambulance yang hendak dibawa berobat ke rumah sakit, lantaran akses jalan di kampung mereka belum bisa dilalui oleh kendaraan roda empat, melainkan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.
“Untuk itu minta perhatian pemerintah pusat ,untuk memperhatikan pembangunan jalan di kampung mereka mengingat jarak panjang jalan yang ada cuman tiga kilometer jauh nya , tetapi sampai sekarang tidak bisa di lalui roda empat,” kata Bandi kepada wartawan, seperti dikutip dari rilis yang diterima Selasa (4/7/2023).
Bandi menjelaskan kondisi jalan di kampung mereka sangat parah sekali, kalau pada musim hujan beceknya sungguh luar biasa. Apalagi untuk mobil, Roda dua juga susah. Ia menerangkan jalan yang ada dibangun sejak jaman presiden Suharto. Pembangunan jalan di kampung mereka sampai sekarang belum sampai.
“Adapun pembangunan jalan rambat beton yang ada sekarang, itu dilakukan pada tahun 2018 lalu. Tetapi sampai sekarang belum juga sampai di kampung'” Ujar Bandi.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa menandu warga yang sakit , tidak hanya kali ini yang pertama, melainkan sudah ada sejak dulu.
“Orang sudah menikmati jalan aspal, jalan bagus. Tapi kami Masyarakat disini. Untuk itu kami minta kesetaraan pembangunan merata, ” imbuhnya.
Menurutnya jarak kampung warga dengan jalan raya Trans-Kalimantan jauhnya hanya tiga kilometer saja, padahal tidak menyebrang sungai. Itupun masih saja tidak ada pembangunan, sementara jarak kampung dengan ibu kota kabupaten 30 kilometer saja.
“Tetapi pembangunan jalan sampai saat ini belum terjamah, adapun pembangun itu sangat sedikit, tidak seperti yang warga harapkan dari dulu sampai sekarang,” ucap Bandi.
Padahal kata Bandi, sebelum zaman Belanda, masyarakat sudah ada yang tinggal di kampung Penepat. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan sertifikat tanah warga.
“Sebelum zaman Belanda, warga sudah ada, bahkan itu bisa dibuktikan dengan sertifikat tanah warga,” tegas Bandi.
Bandi menerangkan jumlah KK di kampung penepat Desa lingga kecamatan sungai Ambawang kabupaten Kubu Raya. Saat ini 60 lebih kepala keluarga, dengan jumlah penduduknya kurang lebih sekitar empat ratus jiwa.
Untuk itu, ia berharap pemerintah pusat dapat memperhatikan pembangunan jalan di kampung mereka, mengingat akses jalan yang ada merupakan satu satunya jalan di lalui oleh warga. (rs)