
KTT BRICS 2024 (Foto : REUTERS/BRICS-RUSSIA2024)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 akan berlangsung pada 6-7 Juli 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, dengan kehadiran delegasi dari 11 negara anggota dan mitra strategis. Namun, untuk pertama kalinya sejak pembentukan BRICS, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin dipastikan tidak hadir dalam pertemuan puncak ini.
Dilansir dari ANTARA News, Perdana Menteri China Li Qiang akan mewakili China dalam KTT tersebut. Juru Bicara Kementerian China, Mao Ning, menyatakan bahwa mekanisme kerja sama BRICS merupakan kekuatan penting untuk mewujudkan dunia multipolar yang setara dan globalisasi ekonomi yang inklusif. China berharap dapat mengonsolidasikan kemitraan strategis BRICS dan berkontribusi dalam menjaga multilateralisme serta memajukan pembangunan berkualitas tinggi melalui kerja sama BRICS yang lebih besar.
Ketidakhadiran Xi Jinping dan Putin menimbulkan spekulasi terkait alasan logistik dan prioritas domestik masing-masing pemimpin. Menurut laporan South China Morning Post, alasan utama ketidakhadiran Xi adalah benturan jadwal dan perjalanan ke Brasil yang memerlukan waktu lebih dari sehari. Meski demikian, China tetap mengirim delegasi dengan kapasitas tinggi untuk berinteraksi langsung dengan pemimpin negara lain. Pengamat menilai absennya Xi dan Putin dapat menyulitkan posisi China dan Rusia dalam mempromosikan agenda BRICS secara aktif.
KTT BRICS 2025 ini menjadi momen penting karena Indonesia resmi menjadi anggota BRICS sejak Januari 2025, bersama dengan penambahan beberapa negara mitra baru seperti Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Dengan keanggotaan yang bertambah, BRICS kini mewakili lebih dari 40 persen populasi dunia dan sekitar sepertiga produk domestik bruto global, memperkuat posisi kelompok ini sebagai kekuatan ekonomi dan politik signifikan di panggung dunia.
Brasil sebagai tuan rumah telah memperketat keamanan, khususnya di wilayah laut sekitar Rio de Janeiro, untuk memastikan kelancaran pertemuan yang akan membahas isu-isu strategis seperti kerja sama keuangan, pembangunan, transformasi teknologi, dedolarisasi, ketahanan pangan, dan reformasi lembaga internasional. KTT ini diharapkan menghasilkan kesepakatan konkret yang memperkuat solidaritas negara berkembang dan mendorong tatanan dunia yang lebih adil dan multipolar.
Indonesia juga bersiap memperkuat posisinya dengan bergabung ke New Development Bank (NDB) yang didirikan oleh negara-negara BRICS sebagai alternatif pembiayaan bagi negara berkembang. Kehadiran Indonesia di forum ini diharapkan memperluas akses pembiayaan global dan memperkuat sistem multilateralisme yang inklusif di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan geopolitik.