Berita Nasional, PONTIANAK INFORMASI – Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang membantah kabar soal harga mi instan bakal naik 3 kali lipat akibat dari naiknya harga gandum yang disebabkan oleh dampak perang Rusia-Ukraina. Franciscus mengatakan harga mi instan bisa saja naik.
Soal kabar naik 3 kali lipat, menurutnya itu adalah pernyataan yang sangat-sangat berlebihan.
“Harga mie instan bisa saja naik, bisa saja. Tapi kalau ada pernyataan yang mengatakan bisa 3 kali lipat, itu berlebihan. sangat-sangat berlebihan,” kata Franciscus, dikutip dari Detik.com, Kamis (11/8/2022).
Franciscus menambahkan, Indonesia mengimpor gandum dari banyak negara. Apalagi, saat ini beberapa negara yang dimaksud juga sedang panen gandum. Jadi, kata dia, pasokan gandum dalam negeri tak akan banyak terpengaruh.
“Hari ini di bulan, dari bulan Juli-Agustus, Amerika, Kanada, Panen. Rusia panen, nanti sebentar lagi Argentina panen. Nggak usah diributin lah. Nggak ada yang perlu ditakut-takutin kepada konsumen kita,” tambahnya.
Franciscus menyebut harga gandum saat ini sudah mencapai level tertinggi dan tak akan mengalami kenaikan lagi. Jadi tak banyak mempengaruhi kenaikan harga mi instan.
“Saya kira nggak perlu ditakut-takuti lah rakyat ya (soal harga mi instan). Harga gandum memang sudah yang tertinggi hari ini. Ya susah, tidak akan naik lagi, saya tidak melihat harga gandum internasional akan lebih tinggi dari hari ini,” tegasnya.
Sementara dilansir dari Kompas.com (11/8), Franciscus menerangkan bahwa komponen dalam pembuatan mi instan yang berasal dari tepung terigu tidak serta merta 100 persen berasal dari bahan baku gandum. Dia pun menekankan bahwa kenaikan harga gandum tidak akan membuat harga mi instan naik 3 kali lipat.
“Mi instan itu kan bukan hanya terigu, komponen terigunya juga tidak besar-besar amat,” terangnya seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (11/8/2022).
“Coba cabai kemarin naik tinggi, emang harga mi ikut naik? Padahal kan ada cabai dalam proses pembuatannya. Terus pas harga minyak goreng naik, mi emang naik kan tidak. Jadi memang enggak begitu berdampaklah,” lanjut Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) itu.
Dia menuturkan, hingga saat ini belum ada anggotanya di Aptindo yang mengeluhkan tersendatnya distribusi gandum.
Kabar naiknya mi instan itu sebelumnya disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo diacara webinar Strategi Penerapan GAP Tanaman Pangan Memacu Produksi Guna Antisipasi Krisis Pangan Global, pada Senin (8/8/2022). Mentan mengatakan harga mi instan bakal naik 3 kali lipat, dampak dari perang Rusia-Ukraina.
Dia menjelaskan, saat ini terdapat kurang lebih 180 juta ton gandum di Ukraina tidak bisa keluar dari negara tersebut. Sementara Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang bergantung pada impor gandum.
“Jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat itu. Maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini,” tuturnya.