Gerhana Bulan (Foto : Pexels/Luke Tinker)
PONTIANAK INFORMASI, Nasional – Malam ini, langit Indonesia akan dihiasi oleh fenomena alam langka yaitu Gerhana Bulan Total, yang juga dikenal dengan sebutan “Blood Moon” atau Bulan Merah Darah. Peristiwa ini diperkirakan terjadi mulai Minggu malam hingga Senin dini hari, tanggal 7 hingga 8 September 2025, dan dapat disaksikan dengan mata telanjang tanpa alat pelindung khusus.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa durasi Gerhana Bulan Total (GBT) ini mencapai 5 jam 29 menit dengan fase totalitas selama 1 jam 22 menit. “Gerhana bulan 7 September 2025 durasinya dari fase Gerhana mulai (P1) hingga Gerhana berakhir (P4) adalah 5 jam 29 menit 48 detik,” ungkap Direktur Seismologi Teknik BMKG, Setyoajie Prayoedhie. Seluruh wilayah Indonesia dipastikan dapat menyaksikan fenomena ini secara utuh.
Fenomena Blood Moon terjadi akibat Bulan tertutup bayangan bumi secara penuh, sehingga warna bulan berubah menjadi kemerahan. Warna merah ini disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari lewat atmosfer bumi, yang menyaring cahaya biru dan hanya membiarkan cahaya merah yang mencapai permukaan bulan. “Gerhana bulan total (GBT) sering disebut sebagai blood moon atau Bulan merah darah. Hal tersebut terjadi karena Bulan tergelapi bayangan bumi. Namun, Bulan tidak gelap total, karena ada pembiasan Matahari oleh atmosfer,” jelas pakar antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.
Pengamatan gerhana di sejumlah daerah seperti Kalimantan Selatan menunjukkan seluruh fase dapat terlihat dengan jelas, mulai dari awal gerhana penumbra hingga akhir gerhana penumbra. Durasi fase totalitas di beberapa wilayah berlangsung sekitar satu jam lebih, memberikan kesempatan yang cukup panjang bagi masyarakat untuk menikmati keindahan langit malam.
Selain sebagai momentum langka yang menarik antusias masyarakat untuk mengamati fenomena astronomi, BMKG mengimbau warga yang tinggal di daerah pesisir untuk waspada terhadap potensi naiknya pasang air laut yang kadang bisa terjadi bersamaan dengan Gerhana Bulan Total.
Fenomena Gerhana Bulan Total kali ini adalah yang terakhir pada tahun 2025 dan menjadi salah satu peristiwa astronomi penting yang dapat diamati tanpa alat khusus di langit Indonesia. Masyarakat diimbau untuk menikmati keindahan fenomena alam ini dengan tetap memperhatikan protokol keamanan.
