3D Robert Del Naja (Massive Attack ) (Foto : Getty Images)
PONTIANAK INFORMASI, Internasional – Grup musik Inggris, Massive Attack, secara resmi menyatakan dukungannya terhadap kampanye boikot Israel yang digagas oleh komunitas musisi internasional. Selain memblokir akses musik mereka di wilayah Israel, band asal Bristol ini juga meminta agar seluruh karya mereka dihapus dari platform streaming Spotify.
Melalui akun Instagram resmi pada Kamis (18/9/2025), Massive Attack menulis, “Kami mengajak semua musisi untuk menyalurkan rasa duka, kemarahan, dan kontribusi seni mereka ke dalam tindakan yang terarah, rasional, dan penting untuk mengakhiri penderitaan tak terkatakan yang dialami rakyat Palestina setiap jam,” demikian dikutip dari Kompas.com.
Kampanye boikot ini merupakan bagian dari gerakan ‘No for Gen’ yang terinspirasi oleh Film Workers Palestine, bertujuan untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina di tengah konflik yang berlangsung di Gaza. Lebih dari 400 artis dan label musik telah bergabung dalam inisiatif ini dengan melakukan pemblokiran akses lagu mereka di Israel sebagai bentuk protes.
Selain aksi blokir, Massive Attack juga meminta label rekaman untuk menarik semua karya mereka dari Spotify. Permintaan ini semakin kuat setelah terungkap adanya investasi CEO Spotify, Daniel Ek, di perusahaan teknologi pertahanan Eropa yang digunakan dalam konflik tersebut. Informasi ini dilaporkan oleh media AFP pada Jumat (19/9/2025).
Investasi ini memicu kemarahan banyak musisi di seluruh dunia, yang merasa tidak ingin karya seni mereka mendukung atau menguntungkan platform yang berhubungan dengan pendanaan teknologi militer dalam konflik. Aksi boikot serupa juga dilakukan oleh band-band lain di berbagai negara sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Langkah Massive Attack ini menambah daftar artis internasional yang secara aktif menggunakan posisi mereka dalam industri musik untuk menyuarakan keadilan dan menghentikan penderitaan yang dialami warga sipil akibat konflik Israel-Palestina.
