
Bandung Geser Jakarta, Jadi Kota Termacet di Indonesia (Foto : Pinterest)
PONTIANAK INFORMASI, Nasional – Kota Bandung kini resmi menyandang predikat sebagai kota termacet di Indonesia, mengalahkan Jakarta yang selama ini identik dengan kemacetan parah. Berdasarkan laporan tahunan TomTom Traffic Index yang dirilis pada Juli 2025, Bandung bahkan menempati peringkat ke-12 dalam daftar kota termacet di dunia. Sementara itu, Jakarta justru turun ke posisi kelima kota termacet di tanah air, di bawah Medan, Palembang, dan Surabaya.
Dilansir dari Destinasi Bandung, survei TomTom Traffic Index mengungkapkan bahwa rata-rata waktu tempuh di Bandung untuk perjalanan sejauh 10 kilometer mencapai 32 menit 37 detik. Angka ini jauh melampaui Jakarta yang mencatat waktu tempuh rata-rata 25 menit 31 detik untuk jarak yang sama. “Bandung dinyatakan sebagai kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di Indonesia, bahkan masuk peringkat ke-12 dalam daftar kota termacet dunia,” tulis media tersebut mengutip data TomTom Traffic Index.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menanggapi serius temuan ini. Ia menyebut kemacetan di Bandung merupakan akibat dari ketimpangan antara jumlah kendaraan, pertumbuhan penduduk, dan terbatasnya infrastruktur jalan. “Jumlah penduduk Kota Bandung 2,6 juta, jumlah kendaraan pribadi di Kota Bandung 2,3 juta. Jumlah jalan sedikit dan kita tidak mungkin menambah jumlah jalan,” ujar Farhan seperti dikutip Republika (4/7/2025). Farhan menambahkan, pihaknya tengah mengupayakan solusi seperti percepatan pembangunan flyover Nurtanio dan pengembangan sistem Bus Rapid Transit (BRT) bersama pemerintah pusat dan World Bank.
Fenomena ini menandai perubahan besar dalam peta kemacetan nasional. Jakarta yang selama ini menjadi ikon kemacetan, kini mulai menunjukkan perbaikan berkat peningkatan fasilitas transportasi umum seperti Transjabodetabek. “Penurunan angka kemacetan tersebut dikarenakan peningkatan fasilitas transportasi publik,” ujar Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo, dikutip dari Antara.
Pengamat transportasi dari ITB, Sony Sulaksono, menilai kemacetan di Bandung terjadi karena warga tidak punya banyak alternatif angkutan umum yang memadai. “Semacet-macetnya Bandung, itu roda (kendaraan) masih berputar, tapi kalau di Jakarta yang namanya macet itu benar-benar kekunci (stuck),” ujarnya seperti dikutip Tribun Jabar.
Dengan predikat baru ini, Bandung dihadapkan pada tantangan besar untuk segera mencari solusi inovatif dan berkelanjutan dalam mengatasi kemacetan yang semakin parah. Pemerintah kota diharapkan mampu mempercepat pembangunan infrastruktur dan memperbaiki sistem transportasi publik agar mobilitas masyarakat dapat lebih efisien dan nyaman di masa mendatang.