SMAN 1 Cimarga (Dok. Istimewa)
PONTIANAK INFORMASI, Nasional – Ratusan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, melakukan aksi mogok sekolah sebagai bentuk protes atas dugaan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kepala sekolah mereka. Aksi ini telah berlangsung selama dua hari, sejak Senin (13/10/2025), dan disertai dengan pemasangan spanduk berisi tuntutan agar kepala sekolah segera dicopot dari jabatannya. Insiden yang memicu protes massal ini adalah dugaan penamparan terhadap salah satu siswa kelas XII yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.
Dilansir dari Suara.com, sebanyak 630 siswa SMAN 1 Cimarga mogok sekolah pada Senin (13/10/2025). Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, membenarkan bahwa insiden penamparan tersebut terjadi saat kegiatan Jumat Bersih. Ia mengakui menegur seorang siswa yang kedapatan merokok, namun membantah melakukan pemukulan keras.
Kepala sekolah, Dini Fitria, memberikan klarifikasi mengenai tindakannya. Ia menegaskan bahwa kekecewaannya lebih dipicu oleh sikap tidak jujur siswa tersebut, bukan semata karena perilaku merokoknya. Dalam keterangannya yang dilansir dari Kompas.com, Dini Fitria mengungkapkan, “Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras.”
Meskipun kepala sekolah mengakui adanya tindakan teguran fisik yang “memukul pelan,” orang tua siswa yang menjadi korban, Indra Lutfiana Putra (17), mengambil langkah hukum dengan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Langkah ini menunjukkan ketidakpuasan pihak keluarga terhadap insiden dugaan kekerasan tersebut, ibunda pelajar tersebut menyatakan, “Saya enggak puas, enggak ridho sampai anak saya ditampar, saya pingin ke jalur hukum pokoknya.”
Menanggapi situasi yang kian memanas dan mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten langsung mengambil tindakan. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang SMA Dindikbud Provinsi Banten, Adang Abdurrahman, mengungkapkan bahwa Kepala SMAN 1 Cimarga telah dinonaktifkan sementara. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pemeriksaan lebih lanjut terkait dugaan kekerasan tersebut.
Walaupun siswa memilih mogok di rumah, proses pembelajaran di SMAN 1 Cimarga dilaporkan tetap berlanjut, meskipun secara daring (online). Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, Emi Sumiati, memastikan bahwa para guru tetap datang dan memberikan materi pelajaran kepada siswa melalui sistem pembelajaran jarak jauh. Emi berharap para siswa dapat segera kembali melaksanakan KBM di sekolah.
Saat ini, pihak kepolisian telah menerima laporan dari orang tua siswa dan sedang melakukan penyelidikan terhadap dugaan kekerasan yang terjadi. Sementara itu, pihak Dindikbud Banten terus berupaya melakukan mediasi dan memastikan proses belajar mengajar dapat kembali normal. Dengan dinonaktifkannya kepala sekolah, diharapkan ketegangan dapat mereda dan seluruh siswa kembali fokus pada kegiatan akademik mereka di sekolah.
