(Foto : FACEBOOK/AHMAD AL-ALI)
PONTIANAK INFORMASI, Sports – Wasit asal Kuwait, Ahmed Al-Ali, yang memimpin laga antara Timnas Indonesia melawan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026, mendapatkan sorotan tajam dari analis sepak bola Arab atas keputusan-keputusannya di lapangan. Kritik utama muncul terkait tiga insiden penalti yang dinilai seharusnya dibantu oleh teknologi VAR untuk memastikan keputusan yang fair dan akurat. Hal ini mengundang perdebatan di kalangan pengamat sepak bola Timur Tengah.
Menurut laporan media Arab Asharq Al-Awsat, wasit Ahmed Al-Ali sebelumnya telah memimpin tiga pertandingan internasional untuk Timnas Arab Saudi dengan hasil yang “penuh kegembiraan” bagi tim tersebut. Namun, sejumlah momen kontroversial yang terjadi di laga kontra Timnas Indonesia menimbulkan ketidakpuasan di kalangan analis, khususnya terkait tiga penalti yang menjadi sorotan utama. “Ahmed Al-Ali sebelumnya telah memimpin tiga pertandingan internasional untuk tim nasional Arab Saudi, yang semuanya penuh dengan kegembiraan,” tulis laporan tersebut dilansir dari Bola.com.
Dalam pertandingan yang berlangsung di King Abdullah Sports City Stadium tersebut, Ahmed Al-Ali harus tiga kali melakukan review menggunakan VAR terkait potensi penalti. Walaupun VAR menjadi alat bantu, tetap ada kritik bahwa keputusan akhirnya kurang tepat dan memicu banyak protes. Kritik ini juga mengarah pada penilaian bahwa wasit seakan bergerak lambat dalam mengambil keputusan ketika menghadapi situasi penalti krusial.
Dari sisi lain, beberapa pihak di Indonesia memberikan apresiasi pada ketegasan wasit yang dengan konsisten memberikan penalti dan hukuman lain seperti kartu kuning dan merah sepanjang pertandingan. Wasit Ahmed Al-Ali menunjukkan keberanian dalam memimpin sebagaimana yang diakui oleh penggemar dan media Indonesia, meskipun hasil pertandingan berakhir tidak memihak Timnas Indonesia.
Namun, analis Arab menyoroti bahwa terdapat kesalahan elementer dari wasit dalam mengelola pertandingan yang seharusnya bisa diminimalisasi dengan bantuan VAR secara optimal. Pada tiga kesempatan penalti itu, VAR sebenarnya bisa menjadi alat penentu yang sekaligus mengurangi kontroversi dan memperkuat kepercayaan peserta pertandingan serta penonton.
Kritik terhadap kepemimpinan Ahmed Al-Ali bukan kali ini saja muncul. Sebelumnya, eks pemain Al Nassr Khaled Al-Aqili pernah menyebut wasit tersebut sebagai “wasit terburuk” dengan tudingan memihak klub tertentu di Arab Saudi. Meskipun demikian, AFC tetap menjadikan Al-Ali sebagai wasit utama di pertandingan penting termasuk laga ini, yang menunjukkan kepercayaan organisasi terhadap kemampuannya mengelola pertandingan internasional.
Beragam opini dari masyarakat sepak bola kini menanti langkah berikutnya dalam penggunaan VAR dan evaluasi wasit seperti Ahmed Al-Ali agar tidak terjadi lagi kontroversi berkepanjangan, terutama di pertandingan kualifikasi Piala Dunia yang sangat krusial bagi semua pihak yang bertanding.
