Presiden Jokowi berharap Indonesia ke depannya bisa menjadi negara mandiri yang bisa memproduksi baterai dan mobil listrik sendiri. Namun, Politikus Partai Gerindra Fadli Zon menilai harapan tersebut hanyalah angan dan muluk direalisasikan lantaran janji Jokowi yang sudah genap 7 tahun terkait produksi mobil Esemka belum juga terealisasi.
Lewat akun Twitter pribadinya, Fadli Zon meminta Jokowi untuk merealisasikan mobil esemka terlebih dahulu guna realisasi janji kampanyenya.
“Sebelum sampai produksi mobil listrik, ada baiknya kita produksi dulu mobil Esemka yang sudah dijanjikan sejak 7 tahun lalu. Kayaknya belum beredar di jalanan,” cuit akun @fadlizon.
Cuitan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ketua itu pun mendapat komentar pedas dan dukungan dari beberapa netizen Twitter. Satu di antaranya, akun @ShenRu013 mempertanyakan unggahan Fadli Zon terkait impian bangsa yang diutarakan Presiden Jokowi.
“Lha kenapa nyinyirin impian bangsa kita yang ingin menguasai industri kendaraan listrik?” dikutip dari sepenggal komentar akun @ShenRu013, Selasa (10/8/2021).
“Betul sekali. Jangan sampai hanya ada pabriknya saja. Produksi mobil listrik cuma akan jadi bualan jika mobil esemka belum nyata barangnya,” komentar akun @ojiyuu.
Dari banyaknya komentar di cuitan @fadlizon, ada juga yang mendukung dan mengapresiasi harapan Jokowi.
“Sebagai orang pinggiran saya cuma bisa berdoa, mendukung, mengapresiasi segala apa yang dicita-citakan presiden @jokowi demi kemajuan bangsa,” ungkap @AndaraSuyatno.
Diketahui bahwa misi Jokowi menjadi sentral produksi baterai dan mobil listrik disampaikan olehnya saat memberikan sambutan di acara peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 yang digelar virtual, Selasa (10/8/2021).
Jokowi menilai Indonesia seharusnya tidak boleh lagi berkutat pada produksi bahan baku semata. Ke depannya, Jokowi akan terus mendorong adanya nilai tambah dengan pemanfaatan teknologi guna mempercepat hilirisasi industri di Indonesia. Seperti halnya pemanfaatan pertambangan nikel yang hasil akhirnya dapat memproduksi kendaraan listrik.
“Kita memiliki kesempatan besar dalam membangun industri mulai dari hulu sampai hilir. Sebagai contoh, pertambangan nikel, kita punya tambang nikel, tapi tidak boleh berhenti di situ saja. Kita harus mengembangkan industri hilir seperti industri lithium baterai sampai produksi mobil listrik,” kata Jokowi.
Dalam sambutannya, Jokowi juga berharap bahwa masa depan industri energi Indonesia dapat mengurangi emisi karbon.
“Semakin banyak rantai pasok yang diproduksi di dalam negeri, semakin besar pula nilai tambahnya untuk masyarakat bangsa dan negara, tetapi semua itu kuncinya adalah teknologi,” tambahnya.
Jokowi mengungkapkan bahwa kini pasar dunia sudah mengarah pada produk yang ramah lingkungan.
“Pasar dunia akan mengarah pada green product terutama yang low carbon, resources efficient dan socially inclusive. Demikian pula dengan halnya digital economy. Sekali lagi, kuncinya adalah teknologi,” tegas Presiden Jokowi.