Hasil penelitian sejumlah Ilmuwan Public Health England (PHE) di Inggris menyebutkan bahwa mereka yang sudah divaksin Covid-19 kemungkinan juga dapat menularkan virus corona varian Delta semudah dengan yang belum vaksin. Hal ini diketahui dari rilis pernyataan PHE yang diterbitkan pada Jumat, 6 Agustus 2021.
“Beberapa temuan awal menunjukkan bahwa tingkat virus pada mereka yang terinfeksi Delta yang telah divaksinasi mungkin serupa dengan tingkat yang ditemukan pada orang yang tidak divaksinasi,” tulis PHE dalam pernyataannya, mengutip dari Reuters, Jumat (6/8/2021).
Menurut pihak PHE, vaksinasi tidak menimbulkan efek yang cukup signifikan untuk menghambat penularan corona yang masuk dalam kategori variant of concern (VoC) Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) itu.
Varian tersebut menjadi konsen pengawasan ketat oleh WHO karena memiliki indikasi mutasi yang mudah dan cepat menular, dapat mempengaruhi kepekaan alat tes dan menimbulkan gejala parah. Virus dalam varian tersebut juga memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imunitas tubuh.
“Temuan itu sejalan dengan temuan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, yang pekan lalu menimbulkan kekhawatiran bahwa orang yang divaksinasi yang terinfeksi Delta dapat, tidak seperti varian lain, dengan mudah menularkannya,” tulis Alistair Smout di laman Reuters.
Hingga kini, Varian Delta telah menjadi jenis virus corona yang mendominasi infeksi dunia. Varian yang sangat cepat penularannya itu juga telah menewaskan lebih dari 4,4 juta orang di dunia, termasuk lebih dari 130.000 di Inggris.
Vaksinasi telah terbukti memberikan perlindungan yang baik terhadap penyakit parah dan kematian akibat varian Delta. Namun, yang menjadi tantangan dan permasalahan ilmuwan saat ini adalah terkait penularannya, apakah orang yang divaksin masih dapat menularkannya kepada orang lain.
“Ini mungkin berimplikasi pada penularan orang, apakah mereka telah divaksinasi atau tidak. Namun, ini adalah analisis eksplorasi awal dan studi yang ditargetkan lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi apakah ini masalahnya.” Dikutip dari rilis PHE yang diberitakan di Reuters.
PHE melaporkan, kasus Delta yang terkonfirmasi dan akhirnya dirawat di rumah sakit sejak 19 Juli di Inggris, 55,1% di antaranya adalah mereka yang tidak divaksinasi. Sementara itu, 34,9% sisanya adalah pasien yang telah menerima dua dosis vaksin Covid-19.
Lebih lanjut, PHE menjelaskan bahwa varian yang dikenal sebagai B.1.1621 itu telah menunjukkan tanda-tanda menghindari respons imun yang dipicu oleh vaksin COVID-19 atau infeksi sebelumnya.
Hingga sejauh ini, PHE sedang menyelidiki perkembangan dari varan Delta. Mereka telah memberi label varian tersebut dengan label yang “sedang diselidiki”. Tapi mereka juga belum menyatakan varian itu masuk dalam kategori label “varian yang menjadi perhatian”.
“Ada bukti laboratorium awal yang menunjukkan bahwa vaksinasi dan infeksi sebelumnya mungkin kurang efektif dalam mencegah infeksi (B.1.621),” terang PHE.
“Namun, data ini sangat terbatas dan penelitian lebih lanjut diperlukan. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa (itu) lebih menular daripada varian Delta yang dominan,” perjelas PHE di akhir rilisnya.
(Reuters)